Senin, 31 Oktober 2011

Simple Procedure for writing Lewis Structures for Diazomethane CH2N2 -#11

A simple procedure for writing Lewis structures is given in a previous article entitled “Lewis Structures and the Octet Rule”. Relevant worked examples were given in the following articles: Examples #1, #2, #3 , #4, #5, #6,  #7#8, #9 and #10. 


Another example  for writing Lewis structures following the above procedure is given bellow:

Let us consider the case of diazomethane (CH2N2) . Diazomethane is a yellow, poisonous, potentially explosive compound, which is a gas at room temperature. It is used in the organic chemistry laboratory for the conversion of carboxylic acids to methyl esters and for the conversion of alkenes to cyclopropane.

The resonance structures for CH2N2  are as follows:
Step 1: Connect the atoms with single bonds

what is the Lewis structure of diazomethane?
Fig 1: Connecting the diazomethane atoms CH2N2 with single bonds (step 1 of the method)
Step 2: Calculate the # of electrons in πbonds (multiple bonds) using  formula (1) in the article entitled “Lewis Structures and the Octet Rule”. 

:

Where n in this case is 3 since CH2N2 consists of five atoms but two of them are hydrogen.
Where V = (4 + 2 * 1 + 5 + 5 ) = 16   
Therefore, P = 6n + 2 – V = 6 * 3 + 2 – 16 = 4    There are 4 π electrons in CH2N2.

Therefore, 2 double bonds or 1 triple bond must be added to the structure of Step 1.

Step 3 & 4: The Lewis structures for CH2N2 are as follows:

Lewis electron dot structures for CN2H diazomethane
Figure 2: Lewis structures for CH2N2.  Delocalization of the carbon electron pair in structure 2 gives structure 3 which is more plausible since the positive charge is on the carbon atom which is more electropositive than N.

A cool thin lens script in honor of our 50th follower!

Wow... 50 followers now!  Thanks to Pal Fakete of Sydney for becoming the 50th.

Frequent contributor Michael Gray sent me a wolfram alpha script this morning on the thin lens equation.  Wolfram alpha, if you're not familiar, is a wonderful site that will suck you in with all the crazy things it can do.  You can use it as a calculator, equation solver, equation grapher, and more.  My students have occasionally used it to check their algebra or calculus on homework problems.  All I can say is, I wish this had existed in 1993 when I took my differential equations class.  I learned to use integral tables, that's for sure.

(What's an integral table, you ask?  Get off my lawn, whippersnapper.)

Anyway.  This particular script will solve the thin lens equation for any variable given any input.  Great -- so will your calculator.  What I love is that the script will include a ray diagram!  Your students can not only check their answers to lens questions, but they can see visually if their inputs make sense.

Why is the diagram so useful?  Well, any man jack can plug numbers into the thin lens equation.  What's tough is getting the signs of the input quantities right, and then interpreting the output.  The resulting ray diagram allows a student to interpret physically, not just numerically, whether an answer is reasonable.  A diverging lens gave me a real image?  Oh, I must have missed a sign.

Let's find another 50 readers, and I'll keep posting.  Send in your requests!

GCJ


Sabtu, 29 Oktober 2011

The Field Botanist

Abby recently sent me the quote and picture of an engraving below, which reminded her of her first summer of monitoring with Tony and me.  I liked them so much that I created a poster out of them...

Biologi News Bertandang ke sidoarjo

Icon Kabupaten Sidoarjo
       Dalam 3 hari terakhir ini para pembaca mungkin jarang menemukan admin biologi news muncul di layar social media facebook. Selama ini lebih dari setengah hari admin selalu nongol di obrolan pembaca. Selama 3 hari kedepanm 28-30 Oktober 2011, admin biologi news bertandang ke sidoarjo untuk menghadiri sebuah event offline blogger Nusantara. Sebuah ajang kopdar blogger terbesar yang pernah di buat di Indonesia dan bahkan Di dunia.

       Selama di Sidoarjo admin akan tinggal di camp blogger nusantara bersama dengan ratusan blogger lainnya dari luar daerah se-Indonesia. Mereka juga para blogger (bukan pemilik blogger) yang ingin belajar untuk menjadi blogpreneur. Sama dengan admin biologi news mereka berdatangan dari seluruh penjuru tanah air untuk mewakili provinsi dan daerah masing-masing untuk satu tujuan yang sama.

       Di dalam event ini semua akhirnya bias bertemu dan bertatap muka secara langsung dengan para blogger-blogger yang selama ini hanya dapat di lihat dari layar computer atau laptop saja.
Ada rasa bangga dari tersendiri karena admin bisa hadir di event blogger nusantara mewakili kampus UIN alauddin Makassar dan juga mewakili Sulawesi bersama 10 blogger asal Sulawesi lainnya.
Alhamdulillah saya ucapkan karena akhirnya dapat mewujudkan cita-cita untuk mengikuti event akbar ini, kerja keras yang dilakukan oleh penulis sekitar 3 minggu lamanya agar bisa ikut dan bergabung dengan blogger lainnya. Selain itu penulis juga mendapatkan free tiket akomodasi untuk berangkat ke sidoarjo bersama 15 orang lainnya. Diantara 1200 blogger yang hadir, hanya 16 orang yang mendapatkan free tiket akomodasi. Mereka yang telah memenangkan lomba yang diadakan oleh panitia blogger nusantara 1 bulan sebelumnya. Admin berusaha semaksimal mungkin untuk mengejar tiket tersebut berhubung karena saya hanyalah seorang mahasiswa yang belum menyelesaikan kuliah, dan membutuhkan banyak biaya transportasi kesana. Dan Alhamdulillah mimpi itu terwujud.

Gedung Tempat Latihan tim Deltras Berada Di dekat camp Blogger Nusantara

Pemateri paling Ditunggu Dari google.com

Jumat, 28 Oktober 2011

Gara-gara ngeblog Saya Bisa Menginjak Sidoarjo

Melihat  judul diatas banyak orang yang mungkin merasa penasaran kok seorang yang hobinya cuman bersenang-senang di depan computer sanggup untuk menginjakkan kakinya di tanah jawa. Bagi sebagian besar penduduk Indonesia yang berdomisili di luar jawa (Sumatera,Kalimantan,Sulawesi,Nusa tenggara, Maluku, irian Jaya) apabila mereka telah menginjakkan kakinya di tanah jawa maka itu adalah sebuah kebanggan besar. Iya nggak?

Admin, wajah disamarkan
Pulau jawa Indonesia terkenal di Indonesia sebagai sentral dari segala aktivitas penduduk Indonesia, maka tidak heran jika mereka semua berantusias untuk pergi ke tanah jawa.

Sekian dulu basa-basinya, sekarang kita kembali ke judul. Saya adalah seorang anak manusia yang memiliki kebiasaan aneh yaitu suka bermain-main di dunia maya, suka membaca artikel menarik dan tidak menarik, suka membongkar-bongkar dan merakit blog. Tapi selama 3 hari ini 28-30 Oktober 2011 aktivitas tersebut saya kurangi, sebab saya kini tengah berada di tanah jawa, tepatnya  Di kota Sidoarjo jawa timur.  Menurut pengamatan saya kota ini penghasil ikan lele.

Kedatangan saya (admin Biologi News) ke kota sidoarjo untuk menghadiri kopdar 1000 blogger nusantara. Kopdar (kopi darat) 1000 blogger mengumpulkan blogger se-indonesia untuk saling berbagi satu dengan yang lainnya. Bertempat di Sun city Konvention hall 1000 blogger bertemu dan akan mengadakan seminar.

Dalam event nasional tersebut akan dihadiri pemateri Internasional, diantaranya williswe founder Penn-olson.com, google.com dan masih banyak lagi pemateri yang merupakan blogger sukses.
Saya telah membuktikan bahwa ngeblog telah memberikan banyak berkah dalam hidup saya. Salah satu yang paling besar saat ini adalah saya dapat menginjakkan kaki saya di tanah jawa, tepatnya di sidoarjo. Apalagi saya mendapatkan free akomodasi untuk dapat mengikuti event besar lintas pulau ini. Jadi bagi teman-teman yang belum hobbi untuk ngeblog ayo ngeblog mulai dari sekarang, tidak ada kata terlambat untuk ngeblog.

Berikut ini beberapa dokumentasi perjalan saya di sidoarjo.
Psawat lion AIR

CBO IBN Mba Rika dan Mas Anjari

Kopdar 1000 Blogger Se- Indonesia
Ini baru hari pertama, tunggu postingan selanjutnya yach....

Concentrate onThis

Notes

Solutions
Dissolving notes
Concentrated notes
Warm and fuzzy mole
Proportions and the picket fence

Online lectures with notes 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8,

Use these tutorials to help with ppm, %concnetrations, and dillutions 1 2 3 4 5 6 7 8

Homework tutorials
5-10 a
5-10 b
12-20
Picket Fence Help 1 2 3

Finding the formula weight (molar mass) tutorial

Lab-make up (scroll through the document and find the lab that you need to make up then answer the questions. That will get you the stamp credit. Copy the other informtion down form your lab partner in order to get the other half credit.)
Density, temperature and kinetic theory lab
Rates of Dissolution lab
Moles of asprin lab



Practice tests
Solutions test Test A pages 1-11
Concnetration test Test B pages 12-24


Ticket for tests
Test A
Test B

Lewis Dot Structures - Simple Procedure for writing Lewis Structures of Nitrous Oxide (N2O)

A simple procedure for writing Lewis structures is given in a previous article entitled “Lewis Structures and the Octet Rule”. Relevant worked examples were given in the following articles: Examples #1, #2, #3 , #4, #5, #6,  #7#8, #9. 


Another example  for writing Lewis structures following the above procedure is given bellow:

Let us consider the case of nitrous oxide N2O. Nitrous oxide is a colorless and odorless gas that is used as an anesthetic and analgesic in surgery and dentistry. It is also known as “laughing gas” due to the euphoric effects of inhaling it. It is used as an oxidizer in rocketry and in motor racing to increase the power output of engines. Nitrous oxide accounts for about 5% of the greenhouse  effect. Although its atmospheric concentration is only 320 ppb, it has 300 times greater ability to absorb infrared radiation than CO2 does. The resonance structures for N2O are as follows:

How can we construct the  N2O Lewis structure?
 
Step 1: The central atom will be the N atom since it is the less electronegative. Connect the atoms with single bonds:
 
 Step 2: Calculate the # of electrons in πbonds (multiple bonds) using  formula (1) in the article entitled “Lewis Structures and the Octet Rule”. 
Where n in this case is 3 since N2O consists of three atoms.
Where V = (5 + 5 + 6 ) = 16  
Therefore, P = 6n + 2 – V = 6 * 3 + 2 – 16 = 4   There are 4 π electrons in N2O.
Therefore, 2 double bonds or 1 triple bond must be added to the structure of Step 1.


Step 3 & 4: The Lewis structures for N2O are as follows:

Lewis structures for nitrous oxide

Rabu, 26 Oktober 2011

New wildflower field trip page

I have added a new page for botany field trips:  wildflowerquest.blogspot.com

Here I will take you to the places I have been around the world in pursuit of wildflowers and plants in general.  Enjoy!

Recognize this flower?  Answer on the field trip page.

"Gravity!" Fundamentals Quiz

The word "gravity" is, by itself, utterly ambiguous.  Nonetheless, our students will refer to a wide swatch of constants, principles, and equations by this single word.  While that's not necessarily a problem in the context of a conversation with friends, the lack of specificity can get students confused and blown up when trying to solve test problems.

To the right is part of a recent fundamentals quiz about "gravity."  (You can click on it to read it at full size.) I listed every possible equation or constant that has any tenuous connection to "gravity," and I asked students to identify these items in words.  Here's a summary of correct and (real) incorrect answers:

(a) Correct: Net force on an object in uniform circular motion, or just centripetal force.  
      Incorrect: centrifugal force, net force, centripetal acceleration, gravitational force

(b) Correct: Gravitational force exerted by any massive object on another, or just gravitational force.
      Incorrect: Newton's law, gravitational field, g

(c) Correct:  acceleration of an object in uniform circular motion, or just centripetal acceleration
      Incorrect: centrifugal acceleration, acceleration, centripetal force, net force, gravitational acceleration

(d) Correct: Weight, force of a planet on an object on the planet's surface.
      Incorrect:  free-fall acceleration, mass

(e) Correct:  Gravitational field produced by a planet, free-fall acceleration
      Incorrect:  Force of gravity, force of g, Newton's law, force of a planet, centripetal force

      Incorrect:  Force of gravity, gravity, weight, free-fall force, gravitational constant

(g) Correct:  Universal gravitation constant
      Incorrect: Newton's law, force of gravity, free-fall acceleration, gravitational field, gravity

Selasa, 25 Oktober 2011

Sayembara Penulisan Naskah Buku Pengayaan Bagi Siswa SMA dan Umum 2012


Pusat Perbukuan dan Kurikulum, Departemen Pendidikan dan kebudayaan untuk tahun anggaran 2012, menyelenggarakan sayembara naskah buku pengayaan yang dipergunakan di sekolah-sekolah. Perbedaan sayembara ini  dari tahun-tahun sebelumnya adalah diperkenankannya peserta umum dan siswa SMA untuk pertama kalinya mengikuti sayembara ini. Biasanya, peserta adalah hanya guru dan tenaga kependidikan saja. Tentu ini kabar baik, dengan demikian materi naskah buku akan semakin berwarna-warni. Selain itu, diberikannya kesempatam untuk siswa SMAmengikuti sayembara ini menjadi sesuatu niscaya bahwa kemampuan dan ketrampilan menulis para siswa telah diapresiasi Purskurbuk. Siswa SMA dapat mengirimkan kumpulan puisi dan novel.

Ayooooo tunggu apa lagi, mulai dari sekarang, kembangkan bakat dan kemampuan anda dalam menulis, siapa tahu andalah penulis terbaik untuk tahun 2012.

SAYEMBARA PENULISAN NASKAH BUKU PENGAYAAN TAHUN 2012

Dalam rangka menggali, mengembangkan, dan mendayagunakan potensi menulis di kalangan siswa, pendidik dan tenaga kependidikan, serta masyarakat umum, Pusat Kurikulum dan Perbukuan Balitbang Kemdikbud menyelenggarakan Sayembara Penulisan Naskah Buku Pengayaan. Kegiatan sayembara ini diperuntukkan bagi para peserta didik, pendidik dan tenaga kependidikan, serta masyarakat umum. Sayembara Penulisan Naskah Buku Pengayaan tahun 2012 ini memperebutkan hadiah total lebih dari Rp 1.000.000.000,00 untuk 57 pemenang dari 19 jenis naskah buku pengayaan.

Tema Penulisan “Membangun manusia Indonesia yang berkarakter, berbudaya, dan kompetitif di era global”

Peserta Sayembara
Peserta sayembara adalah siswa SMA/MA/SMK/MAK, pendidik dan tenaga kependidikan, serta masyarakat umum. Pendidik meliputi guru, dosen, konselor, pamong belajar, widyaiswara, tutor, instruktur, fasilitator, dan sebutan lain yang sesuai dengan kekhususannya, serta berpartisipasi dalam menyelenggarakan pendidikan. Tenaga kependidikan meliputi pengelola satuan pendidikan, penilik, pengawas, peneliti, pengembang, pustakawan, laboran, dan teknisi sumber belajar.

Ketentuan-ketentuan naskah buku sayembara adalah sebagai berikut.

a. Ketentuan Umum
1. Jenis naskah buku pengayaan pengetahuan alam dan matematika, dapat berupa pengetahuan alam fisik, hayati, flora, fauna; pengetahuan matematika; pengetahuan teknologi dan rekayasa; pengetahuan kebaharian, kedirgantaraan, dan kebumian.

2. Jenis naskah buku pengayaan pengetahuan sosial dan humaniora, dapat berupa pengetahuan sejarah dan kemasyarakatan; pengetahuan keagamaan; pengetahuan perekonomian dan manajemen; pengetahuan budaya, bahasa, seni dan sastra.

3. Jenis naskah buku pengayaan keterampilan vokasional yang meliputi:
a) Keterampilan membuat kriya;
b) Penerapan teknologi rekayasa sederhana;
c) Penerapan teknologi pengolahan;
d) Penerapan teknologi budidaya.

4. Jenis naskah buku pengayaan kepribadian, dimaksudkan untuk mengembangkan karakter: (1) religius; (2) jujur; (3) toleransi; (4) disiplin; (5) kerja keras; (6) kreatif; (7) mandiri; (8) demokratis; (9) rasa ingin tahu; (10) semangat kebangsaan; (11) cinta tanah air; (12) menghargai prestasi; (13) bersahabat/komunikatif; (14) cinta damai; (15) gemar membaca; (16) peduli lingkungan; (17) peduli sosial; (18) tanggung jawab yang dituangkan dalam:

a) Kumpulan pantun
b) Kumpulan puisi
c) Kumpulan cerita pendek
d) Novel
e) Drama
f) Biografi

Naskah buku Biografi, tentang:

a. seseorang yang berjasa dalam suatu bidang yang berguna bagi masyarakat;
b. seorang tokoh di daerah yang mendapat penghargaan dari pemerintah;
c. seseorang yang memiliki karakter yang dapat dijadikan contoh bagi bangsa;
d. seseorang yang memiliki keunggulan dan kelebihan yang berguna bagi masyarakat.

5. Naskah buku ditulis dengan menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan benar. Naskah diberi identitas: (a) judul naskah;
(b) jenis naskah; 
(c) peruntukan pembaca buku (misalnya untuk SD/MI; SMP/MTs; SMA/MA/SMK/MAK),
(d) kelompok peserta.

6. Naskah dijilid rapi berupa cetak asli (bukan fotokopi atau dummy).

7. a. Naskah yang diterima Panitia tidak dikembalikan.
... b. Ketentuan Peserta Peserta adalah perorangan. Peserta yang mengirimkan naskah harus melampirkan biodata.
Peserta dari siswa SMA/MA/ SMK/MAK harus melampirkan surat pengantar dari sekolah dan fotokopi kartu pelajar. Peserta dari pendidik dan tenaga kependidikan harus melampirkan surat pengantar dari lembaga tempat bekerja dan fotokopi SK pendidik atau tenaga kependidikan.
Peserta dari masyarakat umum harus melampirkan fotokopi KTP yang masih berlaku. Peserta yang pernah menjadi pemenang sebanyak tiga kali atau lebih sejak tahun 2001 tidak diperbolehkan mengikuti sayembara ini.
c. Ketentuan Naskah Naskah yang diajukan adalah:
....a. karya asli,
... b. tidak berseri,
....c. tidak sedang diikutsertakan pada sayembara lain, sebagian ataupun seluruhnya,
....d. belum pernah menjadi pemenang sebagian ataupun seluruhnya dalam sayembara mana pun, dan
....e. belum pernah diterbitkan sebagian ataupun seluruhnya. Persyaratan di atas harus dituangkan dalam surat pernyataan yang ditandatangani di atas meterai Rp 6.000,00 oleh penulis naskah.

Naskah diketik dan dicetak pada kertas A4, spasi 1½, jenis huruf arial, times new roman, atau tahoma, ukuran huruf 12 pt, batas margin tepi kertas 3 cm. Jumlah halaman isi naskah yang ditulis oleh siswa minimal 50 halaman dan yang ditulis oleh pendidik, tenaga kependidikan, dan umum minimal 75 halaman. Penggunaan ilustrasi harus proporsional dan terintegrasi dengan teks, mendukung materi/isi teks serta mencantumkan sumber secara jelas.

Naskah buku pengayaan tidak dilengkapi dengan ungkapan tujuan mempelajari/membaca dan tidak dilengkapi latihan, soal, tes, lembar kerja, atau jenis evaluasi lainnya. Naskah buku pengayaan tidak bertentangan dengan idiologi negara, ketentuan dan perundang-undangan yang berlaku, tidak bias gender, serta tidak menimbulkan masalah SARA.

Naskah buku pengayaan pengetahuan dan keterampilan harus menggunakan daftar pustaka atas rujukan yang dikutip. Naskah yang dinyatakan sebagai pemenang sayembara, jika ditemukan dan terbukti sebagian atau seluruhnya merupakan jiplakan/plagiasi, segala tanggung jawab hukum yang berkaitan dengan pelanggaran Hak Cipta berada pada penulis naskah. Pusat Kurikulum dan Perbukuan akan membatalkan kemenangannya dan hadiah yang diterima harus dikembalikan kepada negara.

Jika suatu naskah buku pengayaan dinyatakan memenangi sayembara, penulis berhak atas penghargaan sayembara tersebut, sedangkan hak cipta (baik hak ekonomi maupun hak moral atas naskah) tetap berada pada penulis sehingga penulis berhak menerbitkannya kepada penerbit yang dipilih. Pemegang hak cipta (hak ekonomi) naskah pemenang sayembara adalah Pusat Kurikulum dan Perbukuan Badan Penelitian dan Pengembangan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan dan hak moral berada pada penulis. Setiap peserta hanya boleh mengirimkan satu judul naskah sayembara. Hasil keputusan Dewan Juri Sayembara tidak dapat diganggu gugat.

d. Hadiah Sayembara Untuk menghargai kualitas naskah yang memenangi sayembara, Pusat Kurikulum dan Perbukuan Balitbang Kemdikbud menyediakan hadiah uang sebagai berikut:
Kelompok Pelajar:
I = Rp. 15,000,000
Juara II = Rp. 10,000,000
 Juara III = Rp 7,500,000

Kelompok Pendidik, Tenaga Kependidikan, dan Masyarakat Umum
Juara I = Rp 25,000,000
Juara II = Rp 20,000,000
Juara III= Rp 15,000,000

e. Pengiriman Naskah Naskah diterima paling lambat tanggal 3 September 2012 dan dialamatkan kepada: Panitia Sayembara Penulisan Naskah Buku Pengayaan Tahun 2012 Pusat Kurikulum dan Perbukuan Badan Penelitian dan Pengembangan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Jl. Gunung Sahari Raya No. 4 Jakarta Pusat

f. Pengumuman Pemenang
...1. Pengumuman dan pemberian hadiah kepada para pemenang akan dilaksanakan pada bulan November 2012.
...2. Calon pemenang sayembara akan diundang ke Jakarta untuk mengikuti wawancara dengan Dewan Juri dan menghadiri pengumuman pemenang bagi calon yang dinyatakan sebagai pemenang. Jika calon pemenang tidak dapat mengikuti wawancara, maka yang bersangkutan dianggap mengundurkan diri. 

Informasi lebih lanjut tentang sayembara dapat menghubungi: 
Pusat Kurikulum dan Perbukuan Badan Penelitian dan Pengembangan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan website : http://puskurbuk.net , telp.: 021 3804248 , e-mail: sayembara_puskurbuk@yahoo.com facebook: sayembarapuskurbuk Twitter: @puskurbuk








Neuron atau Sel saraf

       Neuron atau sel saraf dan sel glia merupakan dua jenis sel penyusun sisem saraf. Neuron merupakan sel fungsional pada system saraf, yang bekerja dengan cara menghasilkan potensi aksi dan menjalarkan impuls dari satu sl ke sel berikutnya. Pembentukan potensi aksi merupakan cara yang dilakukan sel saraf dalam memindahkan informasi. Pembentukan potensial aksi juga merupakan cara yang dilakukan oleh system saraf dalam melaksanakan fungsi kendali dan koordinasi tubuh.

      Dalam menyelenggarakan fungsi tersebut, sel saraf di dukung oleh sel glia. Jadi sel glia merupakan sel yang berkaitan erat dengan neuron, yang berfungsi sebagai pendukung struktur dan fungsi neuron, namun tidak terlibat dalam fungsi penjalaran impuls. Dalam otak manusia, jumlah sel glia jauh lebih besar daripada junlah neuron. Perbandingan antara jumlah sel glia dan neuron ialah 10;1. Sel glia berfungsi utuk menjamin agar kondisi lingkungan ionic disekitar neuron dapat selalu tepat. Selain itu, sel glia juga berfungsi untuk membuang zat-zat sisa dari sekitar neuron.
Salah satu sel glia yang sangat dikenal ialah sel schwan. Sel schwan merupakan salah satu jenis sel glia yang berungsi sebagai pembungkus akson, membentuk selubung yang disebut selubung mielin.

       Ditinjau dari fungsinya, neuron dapat dibedakan menjadi tiga macam, yaitu neuron motorik, sensorik, dan interneuron. Neuron sensorik ialah sel saraf yang berfungsi untuk membawa rangsang dari daerah tepi (perifer tubuh) ke pusat saraf (otak dan sumsum tulang belakang atau medulla spinalis). Neuron motorik ialah sel saraf yang berfungsi membawa rangsang dari pusat saraf ke daerah tepi (perifer tubuh). Interneuron atau saraf penghubung ialah sel sraf yang terdapat di pusat saraf, yang menjadi penghubung antara neuron sensorik dan motorik. Ketiga jenis neuron terseut tersusun secara khusus sehingga mampu menanggapi berbagai perubahan yang terjadi pada lingkungan hewan, baik lingkungan dalam maupun luar tubuh. Susunan fungsional dari ketiga jenis neuron tersebut dapat dilihat pada gambar berikut
Susunan khas neuron sensorik, motorik, dan  interneuron pada hewan
 Neuron mempunyai bentuk dan ukuran yang sangat bervariasi. Berdasarkan bentuknya, neuron dapat dibedakan menjadi tiga, yaitu neuron unipolar, bipolar, dan multipolar. Pada invertebrate, badan sel saraf biasanya berukuran kecil (diameter < 0,1 mm) dan ketebalan serabut saraf < 0,01 mm.
 
macam-macam bentuk neorun a. Neuron sensoris b. neuron pada serebellum mamalia, c. neuron motorik pada invertebrata















d. Neuron bermielin
       Setiap sel saraf memiliki badan sel ( soma), dendrit, dan akson. Badan sel merupakan bagian utama dari neuron, memiliki inti sel, dan sejumlah organel lain seperti mitokondria, reticulum endoplasma, dan apparatus Golgi. Badan sel juga berfungsi sebagai tempat sintesis neurotransmitter, yaitu senyawa kimia yang penting untuk membantu penjalaran impulsmelintasi sinaps. Dari badan sel tampak sejumlah penonjolan sitoplasmik ke arah luar, membentuk struktur yang disebut dendrite dan akson.

       Dendrit merupakan tonjolan sitoplasmik yang muncul dari badan sel saraf, berukuran pendek (kurang dari ssatu mm), berjumlah banyak, dan bercabang-cabang. Dendrit berfungsi sebagai penerima rangsangan dan membawanya ke badan sel. Akson ialah tonjolan sitoplaasmik yang muncul dari badan sel saraf, berfungsi menjalarkan impuls ke ujung akson. Dibandingkan dengan tonjolan sitoplasmik lainnya, akson berukuran paling panjang, dengan ujung sangat bercabang-cabang. Akson ada yang dilapisi oleh selubung mielin dan ada yang tidak.


Sumber : Buku fisiologi hewan karya Dra. Wiwi Isnaeni, M.S th. 2006 h. 62-65

The essential characteristics of plants

The following is intended as a very concise summary of the characteristics of plants that distinguish them from animals and other organisms.  It is provided as a guide to students, instructors, and the botanically curious who want to grasp the big picture of plant life.  Future posts will expand on some of these concepts.

1.       Plants are photosynthetic.  Plants are primarily oxygenic photoautotrophs, i.e. they conduct photosynthesis in which oxygen is released as a byproduct.  They share this fundamental metabolism with cyanobacteria, various organisms referred to as algae, and even a few animals.  Photosynthesis in plants and algae occurs in chloroplasts, which are descendants of cyanobacteria captured through primary endosymbiosis. 

2.       Plants are multicellular, primarily terrestrial organisms descended from green algae.  The formal Plant Kingdom (clade Embryophyta) is descended from the green algal group Charophyta, and consists of complex, multicellular, mostly terrestrial plants in which early embryonic growth is protected and nurtured in special chambers on the parent plant. 

3.       Plant growth is indeterminate and adapted to gather diffuse resources.  The resources required for photosynthetic life, including light, carbon dioxide, water, minerals, tend to be distributed diffusely, requiring broad, antenna-like systems, above and below ground, to gather those resources.  The diverse forms of plant architecture reflect different strategies for optimizing those resource gathering systems.   Most plants have no fixed size or shape, though some have a well-defined lifespan.  They expand indefinitely, adding new photosynthetic and absorptive organs throughout their life. 

4.       Shoots consist of simple repeated units exhibiting serial homology.   A shoot is a young section of stem with leaves or other derived organs produced serially through growth at its tip.  Leaves are usually determinate structures of fixed size, shape, and lifespan, and are attached at points along the stem called nodes.  Nodes may be separated by sections of stem called internodes.   An axillary bud, from which a branch shoot may arise, is situated in the axil (basal angle) of each leaf.   Leaves may be modified into bracts, tendrils, spines, or floral organs through modification of a common fundamental development plan (i.e. these structures are serially homologous).

5.       New tissues and organs are formed at meristems.   Growth in plants is localized in specialized tissues called meristems.  The meristems for primary growth (apical meristems) are located at the tips of shoots and roots, and in plants with elongate stems, cell division and expansion may continue for some time within the internodes.  Branching in stems is achieved by the growth of axillary buds, and in roots by the formation of new meristems deep within root tissues.   The stems and roots of many plants expand in thickness through cylindrical secondary meristems that produce wood and bark.

6.       Plants are hydrostatic systems.  Plant cells have rigid cell walls made primarily of cellulose, which limit cell expansion caused by osmosis.  This results in turgor pressure, which plays a part in cell growth, tissue expansion, movement of plant parts, maintenance of organ rigidity, and transport of food, water, and minerals.  The cell walls are outside of the living protoplasts, and along with intercellular spaces and hollow conducting cells, collectively create a non-living matrix (apoplast) through which water may move from one part of the plant to another.  Cytoplasmic strands (plasmodesmata) connect the living protoplasts of plant cells, resulting in a second network (symplast) through which fluids including dissolved sugar and other organics, may also move from one part of the plant to another, often through active manipulation of osmotic forces.   A large central vacuole contains water and other stored substances, and helps regulate cytoplasmic water and solute content. 

7.       Plants have complex reproductive cycles involving alternation of generations.  As non-motile organisms, multicellular plants are dependent on external factors, such as wind, water, or animals, to complete sexual reproduction and disperse their genetic progeny to distant locations.  In the simplest land plants, sperm cells swim to eggs through water, but dispersal to new locales is a separate process achieved by airborne spores.  As the long-distance dispersal of spores and the short-distance travel of gametes have very different requirements, plants typically alternate between two distinct multicellular bodies, or generations.  A diploid spore-producing body (sporophyte) produces spores through meiosis, and is typically tall so as to launch the spores for effective dispersal by air currents.  Spores germinate into haploid gamete-producing bodies (gametophytes), which remain small and close to the ground, so that sperm cells can be released into films of surface water and need travel only a short distance to unite with an egg on a genetically different plant.   In seed plants, sperm-producing gametophytes are tiny and remain within specialized spores (pollen grains) that are carried by wind or animals to the embryonic seeds (ovules) where the egg-producing gametophytes are located. 

8.       Plants defend themselves without moving.  To protect themselves against predation by herbivores, plant organs produce layers of fibrous or stony tissues, cover themselves with superficial hairs or scales, arm themselves with piercing spines, thorns or prickles, produce repellent or toxic chemicals, or provide food and shelter for animals that actively defend the plants.   Some plants invest little in defense, and instead rely on rapid replacement growth.  

Senin, 24 Oktober 2011

The Day I Almost Won the Nobel Prize

I wrote the other day about how shocked I was to learn that the leading proponents of the “semi-classical school” (which by my reckoning should actually be called the hemi-semi-classical school) had such poor physical intuitions. If they knew what I knew about things like the crystal radio, they could never come up with such misguided ideas as using the size of an atom to estimate the capture cross-section of the photo-electric effect.

Actually, they shouldn’t even need to understand the crystal radio for that. When you study inelastic collisions in Grade Eleven, it’s perfectly obvious that the greatest momentum transfer occurs between two particles of comparable mass. When one is very much lighter than the other (as is the case for a “photon” colliding with an electron) there is very little energy transferred to the larger particle. The absorption of light is clearly a bulk phenomenon that is not concentrated on a single atom, so the atomic cross-section has no place in any such calculation.

Anyhow, when I read Scully’s misguided explanation of these things, it got me thinking again. It had been probably ten years since I first started going on the internet to argue the case for classical light in discussion groups like sci.physics. I’d challenge anyone who said that the photo-electric effect proved that light was made of particles. And whenever I got into a discussion, there were these two self-appointed guardians of the truth who always showed up to put me in my place. Either Jim Carr or Mati Meron would jump in and say something to the effect of “even if you can explain the photo-electric effect, you can’t explain the Compton effect”. It didn’t matter that I wasn’t trying to explain the Compton effect. The fact that I had no explanation for it made whatever I said about the photo-electric effect, in their eyes, irrelevant.

It did no good to challenge them to meet me head on and argue the photo-electric effect. It was always “even if you are correct…”, never an actual admission that I was in fact correct. I would never get anywhere until I explained how the Compton effect worked without photons.

And then it happened! I guess it was reading that article by Scully that got me riled up or something, but I was out walking in the forest one day when it came to me in a flash. The Compton effect was much easier to explain than the photo-electric effect! The mathematics are identical to one of the most familiar examples from first-year physics, the well-known case of the infinite square well.

Think about it: in the square well, you have standing waves of charge, which can be written as two travelling waves going in opposite directions. It means that if you have a single electron in the superposition of two states, one travelling to the left and one travelling to the right, that the electric charge distribution will consist of many parallel sheets.

You can see right away how such a charge distribution must interact with a classical electromagnetic wave. In general, there will be no net interaction. But in the special case when the wavelength of the light is equal to the wavelength of the momentum, something very interesting happens. There need only be the slightest reflection off any given sheet: the reflection from the second sheet will be perfectly in phase with the reflection from the first sheet, as will the reflections from all subsequent layers. In very short order the power of the incident light wave will be completely reflected. And that is just what you find in the Compton effect.

Of course, to get total reflection you have to analyze the experiment in a center-of-mass reference frame. In the ordinary lab reference frame you only get fractional reflection. But the rules are well known whereby you transform the calculation from one reference frame to the other, and the net result is total reflection in the center-of-mass frame. And the reason why it has to work is obvious: in quantum mechanics, wavelength is the the measure of momentum; and in the C-O-M frame, the wavelength of the light is equal to the wavelength of the electron. That’s when the interaction suddenly becomes ultra-strong.

I was ecstatic when I put all this together, and not only because I finally had an answer for my tormentors from the internet forums. This was much bigger! If I had actually found a classical explanation for the Compton Effect, this would surely overturn the whole paradigm upon which the Copenhagen Interpretation of quantum mechanics was built. Was my analysis correct? It was so obvious that I could hardly doubt it. Had anyone else come up with it before me? The idea was laughable. Surely if such an explanation had ever been proposed in the past, it would be widely known. On the contrary: in all the popular accounts, the Compton effect was hailed as the third “nail in the coffin” that laid to rest the classical theory of electromagnetism once and for all. (The other two “nails” being the black body spectrum and the photo-electric effect.)

My readers will undoubtedly be surprised and disappointed to learn that I was not, after all, awarded the Nobel Prize for this amazing discovery. The sad story of how this happened will be left for a future posting.

Unit 1 Review Activity Answers

Law of Conservation of Mass





Pemilihan Guru Berprestasi Tingkat Nasional 2011

BONTANG - Hebat. Kata tersebut sepertinya tidak terlalu berlebihan jika ditujukan kepada Herfen Suryati salah seorang tenaga pendidik Kota Bontang. Betapa tidak, setelah sebelumnya sudah sempat beberapa kali dinobatkan sebagai guru terbaik Nasional bersama beberapa tenaga pengajar asal Kota Taman lainnya, Agustus 2011 lalu Herfen Suryati kembali berhasil meraih juara 2 Guru SMA Berprestasi Tingkat Nasional sekaligus juara 3 Intel Education Award di ajang pemilihan guru, kepala sekolah dan pengawas berprestasi Tahun 2011

Kegiatan pemilihan guru SMA berprestasi tingkat Nasional bertempat di hotel Milenium Jakarta, melalui 4 tahap penilaian yaitu penilaian portopolio dan deskripsi diri, tes tertulis meliputi tes penguasaan kompetensi profesional, pemahaman wawasan kependidikan, dan tes kepribadian, penilaian karya tulis dan wawancara. Herfen Suryati  meraih nilai maksimal  dan tertinggi 34,17 pada portopolio,  33,2 pada tes tertulis dan 17,11 pada karya tulis. Penilaian kurang menguntungkan didapatnya pada penilaian wawancara dan presentasi.
Hal ini disebabkan terjadi perubahan urutan secara mendadak. Seharusnya ia mendapat giliran kedua, namun karena nomor urut pertama tidak siap di tempat uji, maka presentasi dilanjutkan pada urutan kedua. Alhasil proses wawancara menjadi tidak maksimal. Secara umum selisih total nilai yang diperolehnya dengan pemenang pertama sangat tipis, namun demikian ia merasa sudah cukup puas dengan prestasi yang telah ia capai.
Selain predikat juara 2 Guru Berprestasi Tingkat nasional, guru dengan segudang prestasi inipun berhasil menyabet predikat 3rdWinner of the Best Teacher dari Intel  Indonesia Corp. Penghargaan tertinggi yang diberikan untuk guru-guru yang mengintegrasikan teknologi dalam setiap aspek pembelajaran. “Ini merupakan  suprise, karena kegiatan pemilihan ini tidak ada dalam buku panduan, ternyata pihak intel pun mengirimkan juri untuk menilai sejauh mana pemanfaatan dan penerapan teknologi dalam pembelajaran yang dilakukan oleh guru.

Pengumuman pemenang Intel Education Award 2011 dilakukan di Gedung A kemdiknas senayan jakarta pada tanggal 15 Agustus. "Dua belas guru ini disaring dari 231 guru yang berasal dari 33 provinsi” demikian ujarnya. Berikut nama-nama ke duabelas guru tersebut :
Kategori Guru:
1. Siti Zulfah Sulaiman (SMAN 3 Medan, Sumatera Utara)
2. Mustafa, SST.Par, M.Pd (SMKN 4 Makassar, Sulawesi Selatan)
3. Dra. Herfen Suryati (SMA YPUDP Bontang, Kalimantan Timur)
4. H. Imron Rosidi, S.Pd., M.Pd (SMKN 2 Pasuruan Jawa Timur)
5. Nur Azizah, S.Pd, M.Si (SMAN 1 Koto Baru Dharmasraya, Sumatera Barat)

Kategori Kepala Sekolah dan Pengawas:
1. Drs. Tri Suharnowo, M.M (SMA YPHB Kota Bogor, Jawa Barat


2. Nikmah Nurbaity, S.Pd, M.Pd (SMAN 5 Purworejo, Jawa Tengah
3. Andi Candra, M.Pd (SMAN 1 Lebong Atas, Bengkulu
4. Drs. Ganda Santosa (Dinas Pendidikan Kab. Ogan Komering Ulu, Sumatera Selatan)

Kategori Pengajar Luar Biasa (PLB):
1. Solbi, S.Pd (SMALB Prof. Dr. Sri Soedewi, Jambi

Kategori Guru Berdedikasi:
1. Ali Tuasikal (SMAN 1 Pulau Haruku, Maluku) Kategori Tutor Paket-C:
1. Raden Roro Vemmi Kesuma Dewi (PKBM Budaya DKI Jakarta


 “Banyak manfaat dari kegiatan pemilihan guru berprestasi ini, selain bertemu dengan guru-guru berprestasi di 33 provinsi, peningkatan wawasan profesi, pendidikan, dan pengalaman yang bisa kami peroleh” demikian ungkapnya. Kesan yang paling ketika kami di undang untuk mengikuti upacara detik-detik kemerdekaan RI ke 66 langsung di Istana Negara dan mengikuti sidang paripurna DPR di gedung DPR MPR. Selain itu Presiden SBY pun berkenan menerima kami dan para teladan lainnya ramah-tamah pada tanggal 18 Agustus 2011.


Sejak berkiprah menjadi guru Biologi di Kota Bontang ini, Herfen Sudah meraih 33 Prestasi di tingkat Nasional dan 2 prestasi tingkat Internasional, dan direncanakan pada hari guru Nasional tanggal 25 November nanti beliau merupakan salah satu tokoh yang di nominasikan untuk menerima Satyalancana karya Satya Bidang pendidikan dari presiden RI.
Keberhasilan dan Prestasinya selama ini semua berkat dukungan yang demikian besar dari keluarga, terutama suaminya Drs. Herman Retnandar yang berprofesi sama sebagai guru Biologi di SMA YPK Bontang. Juga dukungan dari dinas Pendidikan Kota Bontang, dinas provinsi khususnya Bapak Musyahrim dan Bapak Nanang Rijono. Terimakasih yang tidak terhingga saya haturkan pada mereka semua, tanpa mereka saya tidak bisa berbuat banyak.