MAKASSAR, TRIBUN-TIMUR.COM - Guru Besar Fakultas Kesehatan Masyarakat (FKM) Universitas Hasanuddin (Unhas) Prof Dr Ridwan Amiruddin SKM MKes MSc PH mengatakan, asap rokok mempengaruhi berat bayi lahir rendah (BBLR). Merokok adalah perilaku berisiko yang berdampak buruk terhadap kehamilan, berpengaruh terhadap ibu, janin dan bayi yang baru lahir.
Hal itu dikatakan Ridwan saat acara Pengukuhan Guru Besarnya di Ruang Senat Universitas, Gedung Rektorat Unhas, Tamalanrea, Rabu (2/3) kemarin.
Menurutnya, nikotin dalam asap rokok dicurigai sebagai neoroteratogen terhadap janin. "Dalam tubuh manusia 80 persen dari nikotin dimatebolisme menjadi nikotin oleh enzym CYP26, juga mengaktivasi asap rokok prakarsinogen," ujarnya.
Asap rokok berdampak pada pertumbuhan janin melalui beberapa mekanisme, beberapa bahan dalam asap rokok misalnya nikotin, CO, dan Polycyclic aroamatic hydrocarbons yang dapat menembus plasenta. CO mempunyai afinitas mengikat hemoglobin membentuk karboksihemoglobin yang menurunkan transport oksigen ke janin.
Selain ibu perokok, ayah yang merokok juga berhubungan dengan pertumbuhan janin yang terlambat. Ayah yang merokok berhubungan dengan penrunan berat bayi lahir sebesar 112 gram.
Bayi yang lahir dari seorang perokok mempunyai reiko dua kali lebih besar untuk mengalami BBLR dibanding yang tidak merokok. Efek rokok terhadap berat bayi semakin bertambah dengan meningkatnya usia ibu.
Bayi yang lahir dari lingkungan perokok, rata-rata 200 gram lebih ringan dari bayi non peroko. Carbon monoksida dan nikotin adalah dua bahan kimia yang paling berpengaruh terhadap janin. CO menurunkan kemampuan membawa oksigen yang cukup pada jaringan janin. Nikotin meningkatkan tekanan darah janin dan menurunkan angka pernapasan, Nikotine berefek pada sistem saraf pusat genitalia, saluran cerna, dan sistem urinari janin.(*)
Hal itu dikatakan Ridwan saat acara Pengukuhan Guru Besarnya di Ruang Senat Universitas, Gedung Rektorat Unhas, Tamalanrea, Rabu (2/3) kemarin.
Menurutnya, nikotin dalam asap rokok dicurigai sebagai neoroteratogen terhadap janin. "Dalam tubuh manusia 80 persen dari nikotin dimatebolisme menjadi nikotin oleh enzym CYP26, juga mengaktivasi asap rokok prakarsinogen," ujarnya.
Asap rokok berdampak pada pertumbuhan janin melalui beberapa mekanisme, beberapa bahan dalam asap rokok misalnya nikotin, CO, dan Polycyclic aroamatic hydrocarbons yang dapat menembus plasenta. CO mempunyai afinitas mengikat hemoglobin membentuk karboksihemoglobin yang menurunkan transport oksigen ke janin.
Selain ibu perokok, ayah yang merokok juga berhubungan dengan pertumbuhan janin yang terlambat. Ayah yang merokok berhubungan dengan penrunan berat bayi lahir sebesar 112 gram.
Bayi yang lahir dari seorang perokok mempunyai reiko dua kali lebih besar untuk mengalami BBLR dibanding yang tidak merokok. Efek rokok terhadap berat bayi semakin bertambah dengan meningkatnya usia ibu.
Bayi yang lahir dari lingkungan perokok, rata-rata 200 gram lebih ringan dari bayi non peroko. Carbon monoksida dan nikotin adalah dua bahan kimia yang paling berpengaruh terhadap janin. CO menurunkan kemampuan membawa oksigen yang cukup pada jaringan janin. Nikotin meningkatkan tekanan darah janin dan menurunkan angka pernapasan, Nikotine berefek pada sistem saraf pusat genitalia, saluran cerna, dan sistem urinari janin.(*)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar