Senyum Palsu (Ilustrasi)
Alhasil kadang pekerja memasang 'senyum palsu'. Rupanya sikap tersebut membuat karyawan justru berisiko mengalami gangguan psikologis dan produktivitas kerja menurun.
Studi terbaru mengungkap pekerja yang memasang senyum palsu pada pekerjaannya menyebabkan suasana hati tertekan. Akibatnya, produktivitas kerja terancam. Bila produktivitas terancam, karir si karyawan diramalkan tidak akan lama alias rentan dirumahkan.
Brent Scott, asisten profesor manajemen, Michigan State University, AS mengatakan pengusaha mungkin hanya berpikir menggaji karyawan untuk tersenyum. Tapi mereka tidak memikirkan efeknya pada karyawannya. "Senyum terpaksa menyebabkan kelelahan emosional yang berakibat buruk bagi organisasi," ungkap dia seperti dikutip Dailymail, pekan lalu
Sebelumnya, Scott bersama koleganya Christopher Barnes mempelajari senyum palsu pada sekelompok supir bus selama dua minggu. Mereka mengamati setiap efek senyum palsu terhadap emosi para supir.
Mereka juga memberikan semacam tindakan kepada para supir guna menumbuhkan emosi positif. "Hasilnya, wanita yang lebih dirugikan lantaran suasana hati mereka jauh lebih buruk ketimbang para pria," kata dia.
Scoot menjelaskan senyum palsu memunculkan konflik antara individu dengan norma budaya yang berujung pada munculnya emosi negatif. Kondisi itu sangat berbahaya bagi perempuan yang boleh dibilang sulit mengontrol perasaan ketimbang para lelaki.
"Bagi anda yang kerap memasang senyum palsu dalam jangka panjang menyebabkan anda seolah merasa kehilangan identitas pribadi,"pungkas dia.
Sayangnya, studi ini tidak menjelaskan secara detail perbedaan psikologis laki-laki dan perempuan ketika memasang senyum palsu pada wajah mereka. Disamping itu, Scoot dan koleganya tidak memberikan solusi untuk menghindari senyum palsu agar efek negatifnya tidak berimbas.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar