-
Karbohidrat yang sangat rendah bukanlah metode tepat untuk penurunan berat badan.
-
Makan pagi alias sarapan ternyata bukan saja sangat penting untuk pola hidup yang lebih sehat. Kebiasaan sarapan yang berkarbohidrat tinggi juga membantu keberhasilan program penurunan berat badan. Sebuah penelitian di Amerika Serikat (AS) mengindikasikan, sarapan dengan porsi karbohidrat tinggi menjadi unsur penting keberhasilan seseorang yang sedang menjalani program penurunan berat badan.
-
Hasil pemantauan terhadap wanita pengidap obesitas menunjukkan bahwa mereka yang menghabiskan setengah dari jatah kalori harian saat sarapan pagi mencapai hasil lebih memuaskan dibanding rekannya yang mendapat sedikit kalori saat sarapan. Peneliti dari Virginia Commonwealth University AS, Dr Daniela Jakubowicz, pada sebuah konferensi di San Francisco belum lama ini mengungkapkan hasil risetnya bahwa sarapan dengan porsi kalori rendah justru diyakini akan memicu rasa lapar.
-
Ia sendiri telah merekomendasikan sarapan sehat dengan karbohidrat tinggi kepada para pasiennya selama 15 tahun. Ia lalu membandingkannya dengan dengan sarapan rendah karbohidrat pada 96 wanita pengidap obesitas yang kurang aktif dalam beraktivitas. Jakubowicz melaporkan bahwa wanita yang sarapan karbohidrat tinggi mengaku tidak merasa lapar khususnya pada pagi hari. Dengan sarapan yang karbohidrat tinggi akan membuat seseorang lebih merasa kenyang selama seharian, membuat tubuh lebih sehat karena dalam menunya lebih banyak didominasi serat dan buah.
-
Kebanyakan riset tentang penurunan berat badan, kata Jakubowicz, telah menentukan bahwa karbohidrat yang sangat rendah bukanlah metode tepat untuk penurunan berat badan. ”Itu hanya akan memperburuk rasa lapar serta memperlambat metabolisme. Akibatnya, setelah periode yang pendek dari program diet akan terjadi lagi obesitas dalam waktu singkat,” ujarnya seperti dilansir BBC News, akhir pekan lalu.
-
Dalam riset tersebut, para wanita yang diberi sarapan rendah karbohidrat dijatah kalori hariannya hingga 1.085 kalori, dengan mayoritas sumbernya berasal dari protein dan lemak. Sarapan pada kelompok ini merupakan makan dengan asupan kalori terendah dalam sehari, yakni hanya 290 kalori dengan tujuh gram karbohidrat.
-
Sementara itu, wanita dengan sarapan tinggi kalori dijatah total kalori hariannya hingga 1240 dengan porsi lemak rendah namun tinggi karbohidrat dan protein. Pada kelompok ini, sarapan pagi bernilai 610 kalori dengan 58 gram karbohidrat, makan siang benilai 395 kalori dan makan malam 235 kalori.
-
Selama empat bulan berjalan, wanita yang menjalani sarapan rendah karbohidrat tampak lebih baik. Berat badan mereka turun rata-rata hingga 28 pon dibanding kelompok tinggi karbohidrat yang hanya turun 23 pon. Namun setelah delapan bulan, situasinya menjadi terbalik di mana kelompok rendah karbohidrat berat badannya rata-rata naik 18 pon. Adapun kelompok karbohidrat tinggi terus mengalami penurunan berat rata-rata 16.5 pon. Kelompok karbohidrat tinggi rata-rata kehilangan seperlima dari total berat badan mereka, sedangkan kelompok rendah karbohidrat hanya kurang dari 5 persen.
-
Dr Alex Johnstone, dari Rowett Research Institute di Aberdeen, menilai bahwa diet tinggi karbohidrat hanyalah model yang tak membuat pelaku diet menjadi lekas jenuh. Ia mengatakan, meskipun banyak riset lain yang menunjukkan bahwa diet rendah karbohidrat adalah cara terbaik untuk menurunkan berat dalam waktu singkat, namun model ini sulit diterapkan sebagai gaya hidup.
-
Menurutnya, kemampuan mencapai lagi penurunan berat pada pelaku diet bisa menjadi sebuah tanda monotonnya dua model diet tersebut dibanding kemampuan pelaku diet untuk mengendalikan rasa lapar. ”Sepertinya, memang lebih mudah bagi seseorang untuk menjalani diet tinggi karbohidrat dan menerapkannya dalam waktu yang lebih lama,” ungkapnya.
-
Riset yang dilakukan Jakubowicz sebenarnya juga memperkuat riset yang dilakukan University of Minnesota School of Public Health, AS yang telah dipublikasikan di jurnal Pediatrics edisi Maret 2008 lalu. Penelitian itu menyebutkan bahwa anak-anak dan remaja yang melewatkan sarapan berisiko mengalami obesitas.
-
Dengan melibatkan 2.216 responden anak-anak dan remaja di wilayah Minneapolis-St Paul, Minnesota, AS, studi tersebut selama lima tahun meneliti sejumlah faktor seperti masalah pola makan, berat badan, serta gaya hidup. Menurut studi itu, saat ini lebih dari sepertiga remaja yang berusia 12 hingga 19 tahun, mengalami kelebihan berat badan atau menghadapi risiko mengalami obesitas. n eye
-
Ikhtisar :
-
- Diet rendah karbohidrat adalah cara terbaik untuk menurunkan berat dalam waktu singkat, namun model ini sulit diterapkan sebagai gaya hidup
-
- Sarapan dengan karbohidrat tinggi akan membuat seseorang lebih merasa kenyang selama seharian dan membuat tubuh lebih sehat karena dalam menunya lebih banyak didominasi serat dan buah.
-
============================================
(Sumber http://www.republika.co.id/koran_detail.asp?id=338882&kat_id=13)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar