Bambu, jenis tanaman ini mudah ditemukan, tapi tak dimanfaatkan secara optimal. Sejak beberapa tahun belakangan, pamor bambu mulai terangkat. Sejuta manfaat bambu mulai terkuak. KabarIndonesia - Suatu hari di Pusat Pelestarian Bambu di Cibinong, Jawa Barat terdapat dua belas bambu yang siap ditanam. Bambu-bambu itu berasal dari lima spesies yang sudah mulai langka. Satu di antaranya adalah bambu Bitung. Kata Jatnika, pengelola Yayasan Bambu Indonesia, "Betung Wulung itu hampir langka. Hampir punah. Itu akan cocok untuk mebel, furniture. Warnanya hitam, jenisnya besar. Untuk tiang pun bisa. Tapi belum ada yang melestarikan dan memanfaatkannya. Saya sedang mencoba untuk dua jenis ini dan akan mengembangkannya lebih baik." Mencegah Erosi Selain untuk membuat mebel, bambu juga tangguh untuk mencegah penggerusan alias erosi sungai. Dengan alasan ini, Yayasan Keanekaragaman Hayati Indonesia alias Kehati bersama dengan PT Alstom Indonesia memilih menanam 3000 batang bambu di daerah aliran sungai Ciliwung dan Sungai Pesanggrahan. Tempat ini sekaligus jadi Pusat Pelatihan Pengembangan Bambu, milik Yayasan Bambu Indonesia di Cibinong, Jawa Barat. Ini juga salah satu daerah aliran sungai Ciliwung, sungai terbesar yang mengalir dari Bogor dan berakhir di Teluk Jakarta. Setiap tahun sungai ini rutin meluap dan merendam sejumlah permukiman Jakarta. Bambu mulai ditanami di markas Yayasan Bambu Indonesia sejak 1997. Dengan luas lahan mencapai 11,5 hektar, kini terdapat ribuan batang bambu dari berbagai jenis. Sebanyak 27 di antaranya merupakan spesies yang mulai langka. Bambu tak hanya ditanam di daerah hulu, tapi juga hilir. Ada Bang Idin alias Chaerudin, yang juga menggunakan bambu di tepi Kali Pesanggrahan Jakarta Selatan: "Setiap bulan kita melepas biota sungai. Setiap bulan kita lepas. Jadi bambu punya keunggulan, akarnya untuk pemijahan ikan. Rumpon pemijahan untuk biota sungai-sungai itu kelebihan bambu." Sejak ada bambu, dalam sehari warga sekitar bisa memancing dan mendapatkan sepuluh kilogram dari berbagai jenis ikan dari Kali Pesanggrahan. Jaja Hidayat, Ketua Kelompok Tani Lindung Harapan di Kampung Tapos, Bogor, sudah membuktikan ketangguhan bambu sebagai pencegah longsor. "Daerah kami rawan longsor dan banyak tebing. Awal-awal sadarnya akan manfaat bambu ini pada saat melihat tebing yang parah, kalau ada bambu tak pernah longsor. Kuat karena akar-akarnya itu sangat kuat. yaitu bambu," jelasnya. "Indonesia bukan satu-satunya yang memanfaatkan bambu sebagai tanaman pencegah erosi sungai. Cina dan Kostarika sudah lebih dahulu," kata pakar bambu LIPI, Elizabeth Widjaja. Lanjutnya, "Karena Cina itu seperti Sungai Kuning, Yang-Tze itu, sungainya selalu meluap. Kebanjiranlah istilah kita. Itu tadinya kosong. Tanah kosong di ruas sungai itu. Pinggirnya sungai itu bukan hanya semeter-dua meter, berkilo-kilo meter kan kosong tadinya. Mereka coba menanam bambu. Artinya kalau terjadi luapan itu bisa diredam, tidak terjadi erosi. " Memperlambat Pemanasan Global Belakangan, bambu juga diyakini bisa mengatasi masalah pemanasan global. Dari hutan bambu seluas lebih 1 hektar, diyakini bisa menyerap karbondioksida sampai 62 ton per tahun. Rahasianya ada pada daun dan batang bambu. Kata Elizabeth, "Kita melihat biomassanya, Pak. Kalau daun bambu di atas kertas koran di tempel-tempel, terus satunya daun jati ditempel di kertas koran, daun bambu itu mungkin ditempel jadi sekian halaman. Sementara daun jati hanya sekian halaman. Jadi biomassanya akan lebih besar. Karena daunnya kecil-kecil. Di batangnya sendiri dia punya stomata. Stomata ada mulut daun. Artinya kalau punya mulut daun, dia juga bernafas." Ribuan Jenis Bambu di Dunia Di seluruh dunia tercatat ada sekitar 1250-2500 jenis bambu. Sepuluh persen atau sekitar 154 jenis ada di Indonesia. Dari jumlah itu, 104 diantaranya merupakan endemik atau hanya dapat ditemukan di Indonesia. Ketua Kelompok Tani, Sanggabuana Chaerudin, bakal terus menanam bambu untuk menghijaukan 13 bantaran kali di Jakarta. Ia menamakan proyeknya ini sebagai ‘bambunisasi'. Katanya, "Saya berusaha dengan teman-teman akan membambunisasi lagi sebanyak tiga belas sungai yang ada di Jakarta. Mennghutanbambunisasi lagi. Kali Pesanggrahan, Ciliwung, Cisadane, Kali Krukut, Kali Grogol dan Kali-kali lainnya." (*) Sumber : http://www.biologi.lipi.go.id/bio_indonesia/mTemplate.php?h=3&id_berita=286 |
Minggu, 15 Mei 2011
Bambu, Si Serba Guna
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar