Indonesia memiliki keanekaragaman hayati yang sangat berlimpah, termasuk di dalamnya adalah keanekaragaman hayati mikroalga. Mikroalga adalah tanaman yang paling efisien dalam menangkap dan memanfaatkan energi matahari dan CO2 untuk keperluan fotosintesis. Selain itu, CO2 dimanfaatkan untuk meningkatkan produktivitas. Terdapat empat kelompok mikroalga yang sejauh ini dikenal di dunia yakni diatom (Bacillariophyceae), ganggang hijau (Chlorophyceae), ganggang emas (Chrysophyceae), dan ganggang biru (Cyanophyceae). Keempat kelompok mikroalga tersebut bisa dimanfaatkan sebagai bahan baku bioenergi. Di Indonesia sendiri dapat dijumpai ratusan jenis mikroalga. Pada sisi lain, fungsi ekologis mikroalga sangat membantu dalam pencegahan terjadinya pemanasan global. Beberapa penelitian menyatakan bahwa mikroalga dapat menghasilkan asam lemak yang dapat menjadi bahan bakar mesin (biodiesel) atau BBM. Hal ini membuka lahirnya sumber bahan bakar alternatif baru untuk mengatasi dampak krisis energi. Chlorella misalnya, memiliki kandungan asam lemak 14-22% dari bobot sel pada kondisi tanam yang biasa. Dengan memanipulasi lingkungan (pencahayaan) dan media tanam maka kondisi fisiologis daur hidupnya bisa berubah dari autotrof menjadi heterotrof secara drastis sehingga mikroalga hijau dapat meningkatkan kandungan lemaknya sampai 60%. Dalam riset lain diketahui bahwa minyak mentah mikroalga (crude alga oil) ternyata mengandung isochrysis galbana (20-35%) dan nannochloropsis oculata (31-68%). Karena tingginya kandungan senyawa tersebut akan meningkatkan jumlah asam lemak yang mampu dikonversi menjadi senyawa hidrokarbon. Mikroalga mudah ditemukan pada perairan yang kaya dengan nitrogen dan fosfat, baik pada perairan payau maupun air laut. Mikroalga dapat dikulturkan hanya dengan menggunakan teknologi sederhana. Faktor keberhasilan dalam pengkulturan pada air laut tergantung kepada medium yang kandungan nitrogennya tinggi, pH 6-8, pengaturan cahaya, pengadukan yang merata, dan pemanenan melalui proses separasi. Proses pembuatan mikroalga menjadi bioenergi cukup mudah. Langkah awal adalah identifikasi dan isolasi mikroalga, kemudian mikroalga dikembangbiakkan (dikultivasi) selama 7 sampai 10 hari. Setelah itu mikroalga bisa dipanen yang dalam proses selanjutnya mikroalga disaring, dikeringkan, diekstraksi (pemisahan) menggunakan pelarut heksana atau dietil eter. Metode ekstraksi juga bisa dipilih menurut kebutuhan dan produk yang ingin diperoleh. Tahap berikutnya dilakukan pemurnian (dekolorisasi dan deodorisasi) dan esterifikasi untuk mengurai lemak menjadi hidrokarbon. Pengembangan global mikroalga sebagai sumber bahan biofuel dengan julukan Biofuel Generasi Ketiga atau Blue Energy sedang marak dan skemanya telah mendekati produksi komersial. Kini muncul trend baru memanfaatkan mikroalga sebagai pengendali polusi cair khususnya logam berat dan polusi udara khususnya gas rumah kaca CO2. Kedua arah kegiatan tersebut bisa terkait dalam upaya meningkatkan produksi mikroalga. Limbah biofuel mikroalga bisa dimanfaatkan antara lain untuk pakan. Sedangkan massa mikroalga hasil samping pengendalian emisi gas CO2 bisa digunakan untuk keperluan yang lebih luas termasuk biofuel. Pada tahap sekarang, kegiatan produksi mikroalga lebih memilih sistem budidaya di dalam fotobioreaktor. Fotobioreaktor adalah bioreaktor yang digabung dengan sumber cahaya tertentu untuk asupan energi cahaya ke dalam reaktor. Energi sinar matahari diperlukan untuk proses fotosintesis. Gas CO2 yang diserap dalam khlorofil diolah menjadi karbohidrat yang dibutuhkan tanaman dan oksigen dilepas ke udara. Pada dasarnya, suatu kolam terbuka untuk pemeliharaan mikroalga sama dengan fungsi fotobioreaktor. Bedanya, fotobioreaktor merupakan sistem tertutup yang lebih mudah dikontrol dan disesuaikan desainnya dengan lokasi pemasangan, lebih bisa mencegah kontaminasi, mencegah penguapan air dan CO2, dan tidak memerlukan areal yang luas. Sumber : http://www.biologi.lipi.go.id/bio_indonesia/mTemplate.php?h=3&id_berita=303 |
Minggu, 15 Mei 2011
Pemanfaatan Mikroalga Untuk BBM
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar