Ekosistem buatan adalah ekosistem yang diciptakan manusia untuk memenuhi kebutuhannya. Ekosistem buatan mendapatkan subsidi energi dari luar, tanaman atau hewan peliharaan didominasi pengaruh manusia, dan memiliki keanekaragaman rendah. Contoh ekosistem buatan adalah:
- bendunngan
- hutan tanaman produksi seperti jati dan pinus
- agroekosistem berupa sawah tadah hujan
- sawah irigasi
- perkebunan sawit
- ekosistem pemukiman seperti kota dan desa
- ekosistem ruang angkasa.
Ekologi
Ekologi merupakan ilmu yang mempelajari hubungan, interaksi antara makhluk hidup (organisme) dengan lingkungannya. Ekosistem yang terbentuk saat ini merupakan hasil evolusi selama jutaan tahun dari keanekaragaman spesies yang tidak terhitung jumlahnya. Dalam proses ini spesies yang tidak mampu bertahan akan punah. Kepunahan itu dapat terjadi oleh karena beberapa hal seperti tidak mampu menyesuaikan dengan kondisi iklim, rentan terhadap serangan hama dan penyakit, tidak mampu mendapatkan makanan dan energi yang cukup atau kalah bersaing dengan spesies lain yang lebih efisien. Ekosistem terus mengalami perubahan bersamaan dengan berlangsungnya proses seleksi alam. Dalam ekosistem terdapat dua komponen yang saling berhubungan/ berinteraksi satu dengan lainnya, yaitu komponen biotik dan abiotik. Komponen biotik merupakan bagian lingkungan hidup yang terdiri dari makhluk hidup yaitu tumbuhan, hewan dan manusia. Komponen abiotik adalah bagian lingkungan yang terdiri dari benda mati seperti air, tanah, udara, dan cahaya.
Kedua komponen biotik dan abiotik berinteraksi membentuk suatu ekosistem yang mantap. Sebagai contoh pada lingkungan di mana manusia hidup terdapat komponen air, tanah, udara, cahaya, tumbuhan, hewan, dan manusia lainnya. Ketidakserasian hubungannya dengan komponen lain yang ada dalam lingkungan hidupnya dapat menyebabkan terganggunya kesejahteraan manusia. Terjadinya bencana alam dibeberapa tempat pada waktu bersamaan merupakan gambaran ketidakharmonisan interaksi ke dua komponen tersebut.
Ragam Ekosistem Pertanian
Apabila manusia mengadakan usaha pertanian maka ia memerlukan lahan usaha yang biasanya diambil dari suatu ekosistem alam yang sudah ada dalam kesetimbangan. Kalau lahan itu diambil dari hutan, maka yang biasanya dilakukan adalah menebang pohon-pohon yang ada di hutan tersebut kemudian menanami lahan yang terbuka dengan tanaman yang dibutuhkan untuk kehidupannya. Perubahan dalam sistem pertanian menimbulkan banyak masalah yang tidak dapat diatasi oleh pola pertanian secara tradisional. Praktik-praktik pertanian tradisional ini sering dianggap statis, seakan-akan dicapai secara kebetulan pada suatu saat dalam proses evolusi dan ditiru tanpa pertimbangan lebih jauh dari generasi ke generasi. Pola pertanian tradisional ini terbukti tidak berkelanjutan, tidak dapat dipertahankan karena sistem ini akan mengakibatkan perubahan kondisi lingkungan dan tekanan dari peningkatan populasi penduduk yang melebihi kapasitas daya dukung. Pada waktu ini kita temui berbagai sistem yang berbeda baik tingkat efisiensi teknologinya maupun tanaman yang diusahakan. Sistem pertanian dan aktivitas-aktivitas yang terkait ditentukan oleh tanah, iklim, tenaga kerja, modal, yang kesemuanya diupayakan untuk menjaga kesetimbangan lingkungan.
Faktor yang mempengaruhi Ekosistem
Suatu makhluk hidup akan selalu membutuhkan makhluk hidup lain dan lingkungan hidupnya. Hubungan yang terjadi antara individu dengan lingkungannya bersifat saling mempengaruhi atau timbal balik. Hubungan timbal balik antara unsur-unsur biotik (produsen, konsumen, dan pengurai) dengan abiotik (cahaya, udara, air, tanah, suhu, dan mineral) membentuk sistem ekologi yang disebut ekosistem.
Untuk menjaga keseimbangan ekosisitem rantai makanan sangat berperan penting. Rantai makanan adalah pengalihan energi dari sumbernya dalam tumbuhan melalui sederetan organisme yang makan dan yang dimakan. Rantai makanan yang tidak terputus dapat menandai keseimbangannya ekosistem.
Secara alami, alamlah yang mengatur keseimbangan ekosistem dengan mengontrol hubungan antara komponen biotik dan abiotik. Namun, sekarang aktivitas manusia juga banyak yang mempengaruhi keseimbangan ekosistem, misalnya :
Penebangan hutan secara liar
Pengeboran minyak lepas pantai
embuangan sampah atau limbah
Penggunaan pupuk buatan dan pestisida berlebihan
Pembakaran hutan
Penangkapan ikan tanpa kendali
Perusakan terumbu karang
Contoh-contoh diatas adalah salah satu contoh dari sekian banyak tingkah laku manusia yang mempengaruhi keseimbangan ekosistem.
Komponen Ekosistem
Komponen Biotik, yaitu semua makhluk hidup yang berada dalam suatu ekosistem. Berdasarkan fungsinya komponen biotik dibedakan atas :
Produsen
Merupakan makhluk hidup yang mampu menghasilkan makanannya sendiri. Contoh : tumbuhan hijau
Konsumen
Merupakan makhluk hidup yang tidak dapat membuat makanan sendiri, sehingga untuk kebutuhan energinya tergantung pada produsen baik secara langsung maupun tidak langsung.
Contoh: kelinci
Pengurai
Yaitu makhluk hidup yang menguraikan zat-zat yang terkandung di dalam sampah dan sisa-sisa makhluk hidup yang telah mati.
(mengubah zat organik menjadi zat anorganik).
Contoh: bakteri, jamur, atau jazad renik yang bersifat saprofit.
Komponen Abiotik, yaitu semua benda tak hidup misalnya, udara, air, tanah , cahaya, maupun faktor-faktor yang ada di sekitar makhluk hidup, misalnya, suhu, kelembaban, angin, dan iklim
Saling ketergantungan antara biotik dan abiotik
Ketergantungan komponen biotik terhadap komponen abiotik
Contoh : Makhluk hidup memerlukan udara untuk bernapas.
Tumbuhan hijau memerlukan cahaya untuk berfotosintesis.
Ketergantungan komponen abiotik terhadap komponen biotik
Cacing tanah menggemburkan tanah
Tumbuhan untuk menahan erosi
Tumbuhan hijau untuk mengurangi pencemaran udara.
Saling ketergantungan sesama komponen biotik.
Srigala memakan kelinci untuk bertahan hidup
Kelinci memakan tumbuhan
Saling ketergantungan antara produsen, konsumen, dan pengurai terlihat dari proses makan dan dimakan diantara mereka. Pada prinsipnya dalam peristiwa ini terjadi perpindahan energi (transformasi energi) matahari (kinetik) menjadi energi kimia (dalam tubuh makhluk hidup) dan siklus materi.
Dilihat dari jumlah massa penyusun rantai makanan tersebut, makin ke puncak semakin kecil, sehingga membentuk Piramida makanan.
Piramida makanan dapat memiliki satu puncak atau dua punyak, hal ini terjadi bila terdapat dua konsumen yang memperebutkan jenis makanan yang sama.
Pola Interkasi Organisme
Hubungan antara species di dalam komunitas dapat bermacam-macam sifatnya:
Netral
Bila antara populasi tidak saling mempengaruhi
Contoh: populasi burung gelatik dengan populasi walang sangit
Kompetisi
Bila antara populasi terjadi persaingan untuk memperebutkan makanan dan wilayah tempat perburuan.
Contoh: populasi singa dengan populasi harimau
Predasi
Hubungan antara predator dan mangsanya.
Contoh: harimau dengan rusa atau elang dengan ular
Simbiosis
Kehidupan bersama dua jenis makhluk hidup yang berbeda
Parasitisme
Bila salah satu populasi merugikan populasi yang lain
Contoh : Cacing pita yang berada dalam perut manusia atau
benalu dengan pohon jambu
Komensalisme
Bila salah satu populasi untung tetapi lainya tidak dirugikan ataupun diuntungkan.
Contoh: ikan hiu dengan ikan remora
Anggrek dengan pohon jambu
Mutualisme
Bila populasi satu dengan populasi lain saling menguntungkan
Contoh : jamur dengan ganggang membentuk lumut kerak
Bakteri Rhizobium dengan akar tumbuhan polong-polongan
Protokooperatif
Hubungan saling menguntungkan antara dua populasi namun bukan merupakan keharusan.
Contoh : Kupu-kupu dengan bunga atau jalak dengan kerbau
Antibiosis
Yaitu hubungan dua jenis makhluk hidup yg berbeda, salah satu menghambat pertumbuhan yang lain.
Contoh : Penicillium notatum menghambat pertumbuhan bakteri
Tidak ada komentar:
Posting Komentar