BANYAK praktisi medis yang mendengung-dengungkan pentingnya pemakaian antibiotik secara rasional. Namun, saat anak demam, pilek, atau batuk, masih banyak orangtua yang berharap antibiotik dapat menyembuhkan apa pun penyakit anaknya dengan segera. Padahal, tidak semua penyakit memerlukan antibiotik dan tidak semua bibit penyakit dapat dimusnahkan oleh antibiotik, Contohnya flu.
Antibiotik tidak dapat mematikan virus yang merupakan biang keladi flu. "Pada dasarnya, flu akan sembuh sendiri. Pemberian antibiotik hanya menimbulkan efek plasebo," kata dr Purnamawati S Pujiarto, Sp.A. (K), MMPed. Untuk menangani virus flu, lanjutnya, cukup dengan mengonsumsi makanan bergizi, istirahat cukup, dan pemberian obat penurun panas jika suhu tubuh di atas 38,5ยบ C.
Sayangnya, ada juga dokter yang dengan mudah meresepkan antibiotik untuk penyakit-penyakit yang disebabkan virus. Alasannya, stamina tubuh saat sakit sedang turun sehingga perlu diberikan antibiotik agar kuman lain tidak datang dan menyerang tubuh. "Padahal, sejak lahir setiap anak memiliki sistem imunitas yang baik. Ketika penyakit datang, imunitas tubuh akan langsung menghalaunya," ungkap duta WHO untuk penggunaan obat secara rasional ini.
Gunakan secara tepat
Antibiotik berbeda dari obat pada umumnya. Sebagian besar obat bekerja aktif pada sel-sel manusia, sedangkan antibiotik bekerja membunuh bakteri dan sedapat mungkin tidak menyentuh sel-sel manusia. Antibiotik diserap kemudian diedarkan menuju tempat penyebab infeksi. Hanya bakteri yang dibunuh sehingga antibiotik tidak akan berguna jika tubuh tidak terinfeksi bakteri. Antibiotik justru akan membunuh bakteri baik dalam tubuh. Antibiotik baru diperlukan bila kita terkena infeksi bakteri, seperti tifus, tuberkulosis, infeksi telinga, atau infeksi sinus berat.
Jika kita memang memerlukan antibiotik karena terkena infeksi bakteri, pastikan dokter meresepkan antibiotik yang hanya bekerja pada bakteri yang dituju, yaitu antibiotik spektrum sempit (narrow spectrum antibiotic). Infeksi bakteri yang ringan akan diberikan antibiotik yang bekerja terhadap bakteri gram positif (yang lebih mudah dilawan). Sementara untuk infeksi bakteri yang lebih berat seperti tifus atau pneumonia akan diberikan antibiotik yang juga membunuh bakteri gram negatif.
Penggunaan atau pemberian antibiotik sebenarnya tidak membuat kondisi tubuh semakin baik, justru merusak sistem kekebalan tubuh karena imunitas kita bisa menurun akibat pemakaiannya. Alhasil, beberapa waktu kemudian kita mudah jatuh sakit kembali. Jika pemberian antibiotik dilakukan berulang-ulang, ujung-ujungnya kita jadi mudah sakit dan harus bolak-balik ke dokter gara-gara penggunaan antibiotik yang tidak rasional.
Akibat lain dari pemberian antibiotik yang tidak tepat adalah timbulnya kuman yang resisten. Setiap makhluk memiliki kemampuan untuk bertahan, begitu pula bakteri dan kuman. Jika jasad renik ini diserang terus-menerus, maka akan tercipta suatu sistem untuk bertahan dengan cara bermutasi atau berubah bentuk sehingga sulit dibunuh oleh antibiotik. "Jadi, semakin sering mengonsumsi antibiotik, makin resisten pula bakteri, parasit, atau jamur tersebut," kata dr Purnamawati.
http://female.kompas.com/read/2009/02/22/10124557/hati-hati.mengonsumsi.antibiotik
Tidak ada komentar:
Posting Komentar