shutterstock
Kompas.com - Setelah satu dekade dinyatakan aman, pemerintah Amerika Serikat mempertimbangkan untuk mengkaji kembali keamanan bahan pewarna makanan. Keputusan itu dibuat menyusul beberapa penelitian yang mengaitkan gangguan perilaku hiperaktif dengan makanan yang diberi pewarna.
Badan pengawas obat dan makanan Amerika (FDA) sejak lama menyatakan bahwa tidak ditemukan hubungan antara pewarna makanan dan gangguan perilaku. Akan tetapi minggu lalu para pejabat FDA meminta masukan dewan panel FDA yang terdiri dari para ahli untuk mengkaji kembali keamanan bahan pewarna dan kemungkinan untuk menambahkan peringatan pada label makanan.
Teori akan bahaya pewarna makanan ini sebenarnya sudah muncul empat dekade lalu ketika Dr.Benjamin Feingold, ahli alergi anak dari California, berhasil mengatasi perilaku hiperaktif pada anak-anak dengan menerapkan pola makan sehat yang bebas dari pewarna makanan.
Penelitian yang dimuat dalam jurnal The Lancet tahun 2007 juga menunjukkan anak-anak yang sering mengonsumsi makanan dengan tambahan warna cenderung lebih hiperaktif.
Menyusul keputusan FDA ini, kelompok konsumen meminta pemerintah Amerika untuk melarang penggunaan pewarna celup, atau minimal mewajibkan produsen makanan untuk menambahkan label peringatan akan dampak hiperaktivitas di tiap kemasan makanan.
Kendati demikian FDA menyatakan tidak akan mengambil keputusan dalam waktu dekat.
Produk makanan yang diberi pewarna buatan itu termasuk produk-produk yang populer bagi anak-anak, seperti sereal, jelly, dan berbagai jenis snack lainnya. Produk tersebut menggunakan bahan pewarna yang sudah dinyatakan aman oleh FDA.
http://health.kompas.com/index.php/read/2011/03/31/16011570/Pewarna.Makanan.Sebabkan.Anak.Hiperaktif.
Badan pengawas obat dan makanan Amerika (FDA) sejak lama menyatakan bahwa tidak ditemukan hubungan antara pewarna makanan dan gangguan perilaku. Akan tetapi minggu lalu para pejabat FDA meminta masukan dewan panel FDA yang terdiri dari para ahli untuk mengkaji kembali keamanan bahan pewarna dan kemungkinan untuk menambahkan peringatan pada label makanan.
Teori akan bahaya pewarna makanan ini sebenarnya sudah muncul empat dekade lalu ketika Dr.Benjamin Feingold, ahli alergi anak dari California, berhasil mengatasi perilaku hiperaktif pada anak-anak dengan menerapkan pola makan sehat yang bebas dari pewarna makanan.
Penelitian yang dimuat dalam jurnal The Lancet tahun 2007 juga menunjukkan anak-anak yang sering mengonsumsi makanan dengan tambahan warna cenderung lebih hiperaktif.
Menyusul keputusan FDA ini, kelompok konsumen meminta pemerintah Amerika untuk melarang penggunaan pewarna celup, atau minimal mewajibkan produsen makanan untuk menambahkan label peringatan akan dampak hiperaktivitas di tiap kemasan makanan.
Kendati demikian FDA menyatakan tidak akan mengambil keputusan dalam waktu dekat.
Produk makanan yang diberi pewarna buatan itu termasuk produk-produk yang populer bagi anak-anak, seperti sereal, jelly, dan berbagai jenis snack lainnya. Produk tersebut menggunakan bahan pewarna yang sudah dinyatakan aman oleh FDA.
http://health.kompas.com/index.php/read/2011/03/31/16011570/Pewarna.Makanan.Sebabkan.Anak.Hiperaktif.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar