Peran Mahasiswa Biologi Bagi Kemajuan Sulawesi Selatan - Konsep pengembangan ilmu pengetahuan yang berbasis bio tekhnologi terus ditumbuhkembangkan” bak air yang tak pernah surut dari badannya. Hal ini sangatlah mendasar sebagai bentuk responsip terhadap perkembangan zaman yang dari waktu ke waktu terus mengalami pergeseran. Berangjak dari konsep tersebut, maka kedudukan mahasiswa pendidikan biologi yang dipandang sebagai salah satu pilar intelektual, hendaknya dapat memberikan kontribusi dalam merumuskan kembali sendi-sendi kehidupan civil sosiate yang selama ini masih terkotak katik. Sebab kalau kita merunut ke belakang, dalam meneropong kembali sejarah perjalanan asal usul kehidupan umat manusia, maka sepertinya kita akan diperhadapkan dengan munculnya ribuan cerita klasik dan dogmatisasi yang kesemuanya belum bisa memberikan informasi secara jelas. Dalam konteks tersebut, maka pendekatan-pendekatan persuasif akan tetap menjadi bahan rujukan dalam rangka memberikan pemahaman kolektif terhadap berbagai kesulitan yang sedang dihadapi. Dengan sebuah asumsi, bahwa kabur gelapnya suatu wacana nantinya akan dapat terurai juga, tergantung dari sudut mana kita akan memulainya asalkan kita tidak mudah berapriori terhadap hal-hal yang selama ini masih dianggap tabuh.
Dari kenyataan ini, maka tesis awal yang didapatkan dapat dijadikan kesimpulan bahwa secara harfiah biologi adalah ilmu tentang kehidupan yang telah berakar dari dalam diri manusia. Pengejawantahan ilmiah dari kecenderungan manusia yang merasa mempunyai hubungan dan tertarik pada semua bentuk kehidupan. Fakta ini tak dapat dipungkiri sebab memang kehadirannya merupakan salah satu disiplin ilmu yang dapat menerjemahkan beberapa pokok masalah yang selama ini masih dianggap semi abstrak. Misalnya terkait dengan proses pembentukan bumi, dan proses penciptaan manusia itu sendiri yang merupakan aktor utama dan sekaligus pemimpin kolektif atas segala fasilitas kehidupan yang telah tersedia secara ajaib di planet istimewa ini. Implementasi dari ilmu terapan ini memang diperuntukkan bagi orang-orang dengan pemikiran yang selalu bertualang. Biologi akan mengajak kita memasuki dunia mikroskopis yang dihuni oleh unit-unit dasar dari organisme yang disebut sel serta memasuki kerajaan sub mikroskopik yang lebih kecil lagi dan dihuni oleh molekul-molekul yang menyusun sel tersebut. Kemudian perjalanan intelektual juga mengajak kita mundur ke masa lalu, karena biologi tidak hanya membahas tentang kehidupan masa kini tetapi juga membahas sejarah bentuk-bentuk purbakala yang sudah berumur hampir 4 milliar tahun yang lalu.
Penemuan mutakhir yang sedang membludak akibat dari munculnya biologi moderen adalah kemampuan para ahli dalam mengungkap sejumlah misteri kehidupan yang dikategorikan bersifat menantang, seperti adanya rekayasa genetika, kloning, perkawinan silang, pewarisan sifat ( hereditas ), dan sampai pada tahap pembantahan Harun Yahya terhadap teori evolusi yang dikemukakan oleh Carles Darwin. Pembantahan ini sekaligus menutup spekulasi bahwa manusia itu berasal dari seekor kera yang menurut Darwin terjadi karena adanya seleksi alam. Sedangkan penguatan dari teori ini didasarkan pada perbedaan kromozom yang dimiliki oleh manusia dengan spesies hewan alainnya, sehingga sangat mustahil jika pembentukannya terjadi secara gamblang. Buktinya adalah mengapa sampai pada saat sekarang ini masih ada jenis kera yang hidup benua biru ? Bukankah sekian abad yang lalu mereka telah mengalami modifikasi atau terperialisasi menjadi satu bentuk spesies yang lebih maju? Ataukah fenomena ini hanya sebatas pendangkalan sejarah yang tidak bisa kita retaskan keberadaannya, lantaran banyak diantara kita yang masih terdoktrinisasi oleh faham tertentu yang keabsahannya masih diragukan. Dan yang paling memprihatinkan lagi adalah mereka masih hidup dalam keadaan primitif tidak mengalami perkembangan yang cukup berarti, baik dari segi bentuk maupun fungsinya. Uraian di atas kembali memberikan penegasan, bahwa manusia tetaplah berasal dari manusia dan kera tetaplah kera yang berasal dari moyangnya sendiri. Walaupun pada prinsipnya, keduanya hampir memiliki persamaan secara morfologi.
Sehingga dalam menyikapi setiap pokok permasalahan yang pada ujung-ujungnya sering berakhir dijalan kebuntuan yang disebakan karena tidak adanya titik temu yang dapat memisahkan, maka diperlukan adanya telaah khusus yang sifatnya komprehensif. Artinya tidak bersifat secara parsial yang hanya didasarkan pada satu bahan referensi. Metode ini sebagai salah satu bahan rujukan yang dapat dijadikan sebagai tesis dalam rangka mengurangi meluasnya sikap fanatisme pemikiran yang bersifat otoriter. Sebab dalam pandangan praktisi pendidikan kita saja, yang saya kutif dalam bukunya Beliau mengatakan bahwa tantangan terberat yang akan dihadapi oleh dunia pendidikan di era digital seperti sekarang ini adalah sulitnya kita dalam mensintesiskan sebuah landasan teologis yang nantinya dapat diterima secara rasional oleh masyarakat global. Hal ini dikarenakan seringnya terjadi benturan pemahaman yang berbeda-beda dalam memberikan penafsiran terhadap objek yang sedang dikaji. Oleh karena itu pendekatan persuasip yang nilai subtansinya dapat memberikan penguatan terhadap hasil yang dicapai akan tetap dijadikan sebagai bahan variabel guna memberikan kepemahaman yang bersifat subjektif. Tujuannya adalah agar tidak terjadi kesimpangsiuran dalam memaknai sebuah pendapat.
Akan tetapi yang menggelitik dan saya pikir sangat menarik adalah ketika sebagian dari perkembangan biotek mutakhir ini dianggap sebagai bagian dari pengrusakan sebuah etika. Sebab dalam kaitannya dengan agama, terkadang pencapaian ini dianggap sebagai pelecehan terhadap syariat islam. Sebut saja misalnya, Kloning, Kb atau Sejenis Bayi Tabung yang selama ini menjadi alternatif dari sekian banyak orang untuk mendapatkan keturunan. Penulis dalam kapasitasnya sebagai pengantar materi, akan tetap menyadari bahwa untuk menguraikan pertanyaan-pertanyaan di atas, sepertinya kita akan diperhadapkan dengan hadirnya ribuan cerita klasik yang tak berujung habisnya. Cerita klasik ini seolah-olah akan menjadi dinding pembatas yang sulit ditembus oleh pandangan logika, sebab dalam penataannya mereka sudah terikat dengan dogma yang nilai subtansinya sudah mampu disejajarkan dengan hasil penemuan ilmiah moderen.
Rekan intelektual muda yang haus dengan sumber pengetahuan. Ada dua contoh kasus yang coba saya angkat terkait dengan sub materi dalam penulisan artikel ini. Mudah-mudahan keduanya bisa menjadi bahan interpretasi dalam merefleksi kembali beberapa pesan moril yang coba kami keterjemahkan dalam bentuk tulisan. Terkait dengan gejolak alam yang sekarang ini sering memperlihatkan batang tajinya, mungkin semua itu banyak mengandung makna namun sangat sulit ditebak.
Seharusnya kita banyak belajar pada hewan
Pernyataan di atas merupakan bahan renungan, sekaligus tamparan bagi kita semua khususnya dalam menyingkap beragam rahasia kehidupan yang penuh dengan misteri terutama yang nampak pada spesies lain selain dari manusia. Makna filosofi yang tersirat di dalamnya sangat menyentuh dengan keberadaan kita sebagai makhluk sosial. Semut dan burung camar misalnya, dua contoh refresentatif yang mewakili sekian banyak spesies ini bisa kita jadikan sebgai contoh teladan. Kedua organisme ini sama-sama memiliki keunikan. Semut walaupun ukurannya sangat kecil tapi mampu memindahkan beban yang ukurannya jauh lebih besar dari berat tubuhnya, sisi ini dapat dilihat dengan semangat kebersamaannya dalam memikul beban yang berat. Sedangkan burung camar ciri khasnya adalah pada musim paceklik, jenis organisme ini rela menyayat tubuhnya sampai darahnya tumpah keluar demi memberi makan kepada anak-anaknya dan tak lama kemudian ia pun akan mengalami kematian. Sungguh sangat luar biasa dalam ukuran jenis hewaniah.
Kemudian contoh refresentatif lainnya yang patut dijadikan sebagai teladan adalah cacing tanah. Walaupun dalam kesehariannya hidupnya hanya dihabiskan di dalam tanah lumpur dan dianggap sebagai hewan kotor, namun justru keberadaannya berguna terhadap manusia yaitu kotorannya dapat dimanfaatkan sebagai bahan penyubur tanah. Kedua fenomena ini telah memberikan gambaran bahwa hewan dilihat dari segi tingkah lakunya ternyata masih memiliki rasa dehumanisai apatah lagi terhadap sejenisnya . Lalu bagaimana dengan manusia yang memiliki latar belakang sebagai makhluk berpendidikan kelas tinggi ! Bukankah tanggung jawab dan perannya jauh lebih besar ketimbang dengan mereka. Kesemua itu merupakan tanggung jawab yang secara moril telah tersemat di atas pundak kita masing-masing. Sehingga tak khayal jika dikatakan bahwa populasi manusia merupakan khalipatun fil ard yang telah diproklamirkan oleh Allah jauh sebelum kita dilahirkan.
Sains dan tekhnologi juga tak lupa kami jadikan sebagai bahan pengantar dalam penulisan artikel ini terutama terkait dengan munculnya isu pemanasan global. Global Worming hampir setiap harinya menghiasi dinding media, baik media cetak maupun elektronika. Sehingga wacananya begitu menarik untuk terus diperbincangkan di tengah khalayak orang banyak. Betapa tidak kerusakan fatal yang terjadi dalam satu batas teritorial negara akan berimbas buruk terhadap beberapa daerah lainnya termasuk di indonesia. Sehingga hampir dipastikan seluruh negara dibelahan bumi ini akan turut andil dalam usaha mensosialisasikan penanaman seribu pohon dan beberapa tindakan lainnya terkait dengan terjadinya kerusakan alam.. Langkah ini diambil sebagai bahan antisifasi dalam mencegah meluasnya pengrusakan vegetasi alam. Dan adapun beberapa aktivitas manusia yang dapat mengakibatkan terjadinya kerusakan dan pencemaran lingkungan adalah sebagai berikut :
a. Penebangan hutan secara ilegal
b. Penggunaan gas karbon monoksida ( CO ) secara berlebihan
c. Rusaknya lapisan ozon
d. Dan meningkatnya efek rumah kaca
Penipisan lapisan ozom yang disebabkan oleh adanya pencemaran kloro fluoro karbon ( CFC ), yang digunakan dalam pendinginan ruangan ( AC ), lamri pendingin ( kultas ), dan alat pendingin lainnya. Rusaknya lapisan ozon mengakibatkan munculnya penyakit kanker kulit dan mutasi pada manusia. Segala sumber energi yang terdapat di Bumi berasal dari Matahari. Sebagian besar energi tersebut berbentuk radiasi gelombang pendek, termasuk cahaya tampak. Ketika energi ini tiba permukaan Bumi, ia berubah dari cahaya menjadi panas yang menghangatkan Bumi. Permukaan Bumi, akan menyerap sebagian panas dan memantulkan kembali sisanya. Sebagian dari panas ini berwujud radiasi infra merah gelombang panjang ke angkasa luar. Namun sebagian panas tetap terperangkap di atmosfer bumi akibat menumpuknya jumlah gas rumah kaca antara lain uap air, karbon dioksida, sulfur dioksida dan metana yang menjadi perangkap gelombang radiasi ini. Gas-gas ini menyerap dan memantulkan kembali radiasi gelombang yang dipancarkan Bumi dan akibatnya panas tersebut akan tersimpan di permukaan Bumi. Keadaan ini terjadi terus menerus sehingga mengakibatkan suhu rata-rata tahunan bumi terus meningkat. Gas-gas tersebut berfungsi sebagaimana gas dalam rumah kaca. Dengan semakin meningkatnya konsentrasi gas-gas di atmosfer, maka akan semakin banyak pula panas yang terperangkap di bawahnya. Jika peningkatan suhu bumi ini terus meningkat maka keberadaan ekosistem yang ada di dalamnya akan terancam punah sebab di dalamnya sudah tidak ada lagi keseimbangan
Mengacu pada peningkatan kualitas mahasiswa pendidikan biologi yang makna otentiknya “ menjadikan mahsiswa sebagai barometer dalam mengukur prestasi yang dicapai dalam kehidupan masyarakat. Maka penulis akan memulainya sebuah dengan sebuah pertanyaan : Bagaimana peran mahasiswa biologi dalam kapasitasnya sebagai agen of change dan sosial of control. Dan apa saja yang dapat dilakukan sehingga kehadiran kita di tengah lapisan masyarakat tidak menjadi sampah yang mubazzir khusunya daerah sul-sel ! Pertanyaan ini sangat mendasar sebagai langkah awal dalam menapak sepak terjang,. sejauh mana kita berbuat untuk negara Sejalan dengan itu nafas dari perjuangan mahaiswa adalah harus dilandasi dengan tindakan nyata sesuai dengan semangat yang diwariskan oleh para pendahulu kita bukan Cuma nyanyian senda gurau.
Mahasiswa merupakan Agent of Community Enpowerment, harus terlibat dalam pemecahan masalah pembangunan daerah dan nasional untuk kesejahteraan masyarakat dan harus mendapatkan pengalaman empirik untuk mengelola pemecahan masalah pembangunan daerah untuk kesejahteraan masyarakat. Mahasiswa juga merupakan aset bangsa sehingga dituntut untuk kritis, akomodatif, responsif, dan reaktif. Paling tidak dapat menjadi problem solver terhadap permasalahan pembangunan. Selain itu, mahasiswa sebagaiAgent Of Change sepatutnya memiliki semangat bekerja dan cita-cita tinggi untuk sukses dalam berbagai hal. Apa lagi memasuki era globalisasi ini, mahasiswa lebih dituntut agar mampu mengembangkan potensi dirinya sehingga memiliki daya saing yang tinggi dalam masyarakat. Hal ini dimaksudkan untuk mengabdikan diri ketika berada di dunia masyarakat yang jumlahnya jauh lebih kompleks dibanding dengan dunia kampus yang jumlah presetasenya jauh lebih kecil.
Pembangunan mahasiswa mempunyai peran strategis dalam mendukung peningkatan ekonomi negara yang berkualitas. Mahasiswa merupakan generasi penerus, penanggung jawab dan pelaku pembangunan masa depan. Kekuatan bangsa di masa mendatang tercermin dari kualitas sumber daya mahasiswa saat ini. Untuk itu, mahasiswa harus disiapkan dan diberdayakan agar mampu memiliki kualitas dan keunggulan daya saing guna menghadapi tuntutan, kebutuhan, serta tantangan dan persaingan di era global terutama dalam bidang ekonomi. Untuk membentuk mahasiswa yang memiliki nilai integritas dan senantiasa bersikap loyalitas diperlukan sebuah wadah yang dapat menaunginya. Wadah yang kami maksud disini adalah sejenis badan usaha yang dapat digeluti sehingga nantinya dapat memberikan kepuasan terhadap diri sendiri maupun orang lain bukan malah sebaliknya yaitu terlena dengan kehidupan ala barat-baratan yang ditandai dengan munculnya sikap hedonisme yang merupakan warisan kaum kapitalisme. Sebab, dalam kehidupan sehari-hari hanya segelintir orang yang mau berusaha secara kolektif dengan mencoba mengasah kemampuan, memeras otak dan keringat agar kelak bisa membangun ekonomi bangsa khususnya daerah sulawesi selatan.
Mahasiswa Sebagai Aktor
Berkaca pada pepatah melayu lama, sekali layar terkembang, pantang surut ke belakang. Maka tentunya perlu dibentuk kesadaran kolektif terhadap bangsa ini mengenai eksistensi, kemandirian dan harga diri bangsa. Artinya, mahasiswa semestinya menjadi pionir-pionir dalam praktik ekonomi bangsa. Misalnya menjadi calon entrepreneur muda yang tangguh di kalangan mahasiswa yang mampu membangun usaha mandiri dan menciptakan lapangan kerja bagi masyarakat. Dengan bekal kemampuan berwirausaha, di saat lulus nanti mahasiswa akan siap untuk terjun menghadapi dunia bisnis. Bukan hanya semasa mahasiswa, selepas kuliah nanti peran sebagai pionir semestinya tetap dilakukan Dengan adanya pionir-pionir ini yang seiring dengan waktu diharapkan semakin banyak, masyarakat yang dapat disejahterakan dan ikut secara langsung berperan bagi ekonomi bangsa. Dalam mengembangkan perannya sebagai actor dalam memajukan ekonomi bangsa, mahasiswa harus mengasah berbagai kemampuan yang dimilikinya, diantaranya adalah menjadi motifator, membiasakan diri bekerja secara ekstra, tekun, ulet, dan pantang menyerah dan yang terakhir adalah menguasai bidang tekhnologi moderen. Sebab tak dapat dipungkiri keberhasilan seseorang dalam level moderenisasi tak lepas dari peran ilmu dan tekhnologi. Intinya pengetahuan akan informasi akan turut andil dalam memajukan prestasi mahasiswa apa pun itu bentuknya.
Mahasiswa sebagai motivator
Bentangan alam yang begitu luas dan kaya dengan sumber daya alam menjadikan negara ini sebagai negara besar dengan jumlah vegetasi alam yang melimpah ruah. Pelaksanaan otonomi daerah yang selama ini masih dianggap kurang maksimal telah menjadikan pembangunan ekonomi terutama di daerah-daerah kecil sering terhambat. Akibatnya muncul rasa putus asa terutama pada masyarakat yang sering mengalami kegagalan dalam usaha peningkatan taraf hidupnya. Disinilah diperlukan motivasi terus-menerus, terutama para mahasiswa untuk tidak mudah putus asa dalam membangun ekonomi bangsa yang dimulai dari masyarakat kecil dahulu, seperti dalam membentuk usaha-usaha kecil menengah (UKM). Sebagai generasi intelektual yang berkompeten, mahasiswa diharapkan dapat berperan aktif untuk mendorong pembangunan perekonomian di pedesaan. Terutama dengan disiplin ilmu yang dimilikinya selama berada dibangku kuliah, mampu menjadi modal memotivasi masyarakat agar bekerja keras membangun desa. Sebab selain berperan sebagai motivator dan fasilitator, mahasiswa juga dipandang sebagai generasi penerus bangsa yang memiliki reputasi baik, maka dituntut untuk selalu bersikap kristis dalam proses pembangunan ekonomi. Jadi, penekananya adalah sebelum terjun ke masyarakat terutama dalam hal menjadi motivator hendaknya mahasiswa memiliki sejumlah kriteria, antara lain, memiliki kemampuan memanejemen organisasi, leader shif, kapasitas, kecakapan ( skill ) dalam berkomunikasi. Sedangkan faktor pendukung lainnya adalah memiliki pengetahuan ( wawasan ), pengalaman ( experience ), kemampuan menggalang solidaritas, dan kemampuan dalam memecahkan masalah.
Mahasiswa sebagai garda terdepan
Sesuai dengan ruang lingkupnya mahasiswa biologi memiliki peran sentral dalam memajukan ekonomi bangsa. Salah satunya dengan berusaha mealakukan penelitian terhadap beberapa hal yang dianggap urgen sesuai dengan konsepnya yaitu : pengembangan tekhnologi moderen, kesehatan dan sampai pada pengenalan tempat-tempat wisata yang ada di sul-sel. Hasil penelitian ini kemudian dipublikasikan sekaligus sebagai bahan promosi tentang keragaman budaya yang ada ditanah air kita. Akses ini akan memberikan banyak peluang kepada investor asing untuk berkunjung ke tempat yang dimaksud. Dan sebaliknya pemerintah juga tidak boleh tinggal diam dalam melihat kreasi mahasiswa yang coba dikembangkannya. Paling tidak dengan memberikan apresiasi, baik dalam bentuk uluran dana, fasilitas, maupun penghargaan secara moril. Apresiasi ini akan memberikan efek positif terhadap perkembangan mental mahasiswa Sebab secara tidak langsung akan dapat memacu semangatnya untuk senantiasa mencari terobosan baru dalam menciptkan lapangan. Penciptaan lapangan kerja ini sangat penting dalam rangka mengurangi jumlah pengangguran.
Karya M. Nahir
Mahasiswa Pendidikan Biologi UIN Alauddin semester V Angkatan 2009
Artikel ini diikutkan dalam Lomba Menulis Biologi Online yang diadakan oleh Biologi News dan Di sponsori Oleh Idblognetwork dan Blogger Nusantara
Tidak ada komentar:
Posting Komentar