Lumut (Bryophyta)
Lumut banyak dijumpai di lingkungan sekitar kita, misalnya di atas tebing, kulit kayu, tembok basah, di atas pohon. Koloni lumut ada yang seperti beledru hijau menempel pada tanah atau tebing, ada yang seperti lembaran daun, ada yang seperti panu pada kulit pohon, ada pula yang bergelantungan dari atas pohon. Di pohon di daerah lembab banyak bergantungan lumut yang sering disebut sebagai moss.
Contoh lumut yang koloninya berbentuk seperti beledru hijau adalah Polytrichum. Sedangkan di tebing-tebing banyak dijumpai talus lumut berbentuk lembaran pipih seperti daun, yang disebut lumut hati (Musci).
Reproduksi Lumut
Lumut berkembang biak dengan dua cara yaitu secara aseksual dan seksual. Reproduksi secara aseksual dilakukan melalui fragmentasi dan pembentukan tunas. Reproduksi secara seksual dilakukan melalui peleburan gamet jantan dan betina. Gamet jantan dihasilkan oleh anteridium. Anteridium menghasilkan sperma. Gamet betina dihasilkan oleh arkegonium. Arkegonium menghasilkan ovum. Sperma bergerak menuju ovum melalui medium air, misal ketika ada air hujan. Hasil peleburan sperma dan ovum adalah zigot. Zigot tumbuh menjadi protonema. Selanjutnya protonema tumbuh menjadi tumbuhan lumut.
Klasifikasi Lumut
Divisi Lumut (Bryophyta) dibedakan menjadi 3 kelas yaitu:
1) Kelas 1 : Lumut Hati (Hepaticopsida) misalnya Marchantia yang berbentuk lembaran-lembaran
2) Kelas 2 : Lumut Tanduk (Antocerotopsida) misalnya Anthoceros
3) Kelas 3 : Lumut Sejati (Bryopsida) misalnya Polytrichum, yang berbentuk beledru hijau dan Sphagnum, yang hidup di pohon-pohon.
Dalam siklus hidupnya tumbuhan lumut mengalami 2 fase yaitu: generasi gametofit (menghasilkan gamet atau sel kelamin) dan generasi sporofit (menghasilkan spora). Divisi Bryophyta terdiri dari 3 kelas yaitu: 1). Hepaticopsida / Hepaticea (lumut hati, 2). Anthocerotopsida / Anthocerotae (lumut tanduk), dan 3). Bryopsida / Mnium (lumut sejati atau lumut daun).
Gambar 3.1 Tanaman Lumut
(www cartage.org.lb)
Tumbuhan Paku (Pteridophyta)
Tumbuhan paku hidup di habitat yang lembab, baik di tanah, batu, di tepi sungai atau di pohon. Contoh paku yang hidup di tanah basah adalah semanggi (Marsilea crenata), sedang contoh yang hidup di air adalah Azolla pinnata. Ada pula paku yang menempel di pohon-pohon. Misalnya simbar menjangan, picisan. Di pegunungan terdapat paku yang bentuknya seperti pohon palm yaitu Alsophilla. Pohonnya digunakan sebagai tempat untuk memelihara anggrek.
Ciri-ciri Tumbuhan Paku
Tumbuhan paku merupakan tumbuhan berkormus artinya sudah memiliki akar, batang, dan daun sejati. Ciri utama tumbuhan paku adalah pada waktu masih muda daunnya menggulung. Tumbuhan paku sudah memiliki pembuluh angkut yaitu xylem dan floem. Pembuluh angkut tesebut terdapat di akar, batang dan daun. Pembuluh xilem berfungsi mengangkut air dan garam-garam mineral dari akar menuju daun, sedangkan pembuluh floem bertugas mengangkut hasil-hasil fotosintesis dari daun ke seluruh tubuh. Di daun, ikatan pembuluh itu nampak sebagai tulang-tulang daun.
Reproduksi tumbuhan paku dilakukan secara aseksual dan seksual secara bergiliran. Reproduksi secara aseksual dilakukan dengan menghasilkan spora. Selain sebagai tempat berfotosintesis, daun paku digunakan sebagai penghasil spora. Spora dihasilkan di permukaan daun sebelah bawah. Spora berada di dalam kotak spora atau sporangium. Kotak spora terkumpul di dalam wadah yang dikenal dengan nama sorus. Coba amatilah sporangium paku dengan mengambil bagian hitam pada sorus tersebut, kemudian amati di bawah mikroskop.
Gambar 4.13. : Sorus Paku pada daun
Spora dihasilkan oleh fase tumbuhan paku. Karena itu tumbuhan paku disebut fase sporofit. Jika jatuh di tempat lembab, spora tumbuh menjadi protalium. Protalium bentuknya seperti lembaran, mirip bentuk jantung. Protalium berklorofil. Ukurannya tiga sampai lima Cm. Protalium menghasilkan anteridium dan arkegonium. Karena itu protalium disebut fase gametofit. Anteridium adalah organ reproduksi yang menghasilkan sperma dan arkegonium menghasilkan ovum. Pertemuan sperma dan ovum menghasilkan zigot. Zigot tumbuh menjadi tumbuhan paku baru.
Tumbuhan paku diklasifikasi ke dalam tiga kelompok, yaitu:
1. Tumbuhan Paku Kawat: misalnya Selaginella yang banyak di tanam di pot.
2. Tumbuhan Paku Biji: misalnya Equisetum (Paku Ekor Kuda). Banyak tumbuh di pegunungan. Bentuknya seperti daun cemara.
3. Tumbuhan Paku Sejati
Banyak dijumpai di lingkungan, terutama di tempat lembab dan becek. Bentuknya beranekaragam. Misalnya suplir, pakis, paku tiang yang batangnya besar seperti palm. Ada yang hidup bebas di alam, ada yang hidup epifit di atas pohon. Hidup epifit adalah hidup menumpang tetapi tidak merugikan inangnya. Ada jenis tertentu yang daunnya dapat disayur.
Gambar 3.2 Tanaman Paku (www.lemondedesphasmes.free.fr)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar