Minggu, 24 Juli 2011

Tumbuhan lebih Suka surga daripada Manusia



        Sewaktu saya masih SD (sekolah dasar) saya saya mencintai pelajaran IPA (Ilmu Pengetahuan Alam). IPA merupakan pelajaran favoritku sewaktu SD, karena kita selalu belajar  yang unik- unik, contohnya saja kita biasanya disuruh menanam biji  kacang tanah, kemudian kita disuruh mengamatinya dan menyimpannya  pada tempat yang terang dan juga pada tempat yang gelap.
Sewaktu masih SD kejadian yang saya amati pada tanaman kacang tersebut sangat menakjubkan buatku. Setiap tanaman akan bergerak menuju ke arah datangnya  cahaya matahari. Begitu pula pada tanaman yang berada pada tempat yang gelap, mereka cenderung untuk memanjangkan batangnya untuk mencari sumber cahaya.

        Sekarang saya  sudah kuliah di Jurusan Biologi, tepatnya dikampus yang ingin mengkolaborasikan antara ilmu alam dan Ilmu agama.
Suatu hari saya duduk di kebun biologi di dalam kampus saya bersama seorang teman saya. Saya mengamati sebuah pohon yang berada dikebun kami, tampak sebuah pohon miring pucuknya kearah biasanya datang cahaya matahari,  saya jadi ingat  kejadian sewaktu SD saya, dimana semua tanaman cenderung untuk mencari cahaya. Dan ternyata tanaman yang tidak mencapatkan cahaya akan mati dengan sendirinya.
Di dalam agama Islam penganutnya wajib mencari cahaya kebenaran demi untuk keselamatan-Nya nanti di akhirat. Mencari jalan yang benar, dan bukan mencari jalan yang salah.
Melihat hal itu, saya jadi berfikir kali ini pohon itu sedang mengajarkan saya sesuatu, pohon saja ingin masuk surga, mereka ingin masuk surga, mereka terus berusaha mencari cahaya.
Betapa gigihnya tanaman ini, betapa hebatnya mereka, tanaman yang tak memiliki akal untuk berpikir mengalahkan kebanyakan manusia.  Kebanyakan manusia sekarang  cenderung untuk mencari kegelapan, bukan mencari cahaya yang akan menyelamatkan mereka nanti. Mereka berjudi, mabuk-mabukan, makan dan minum -minuman yang haram, dll.
Terima kasih tanaman, hari ini kalian telah mengajariku pelajaran penting…..

Tidak ada komentar:

Posting Komentar